JAKARTA, iNewsSemarang.id - Forbes resmi merilis daftar terbaru yang memuat nama-nama orang terkaya di Indonesia usai Lebaran 2025. Siapa saja?
Nama teratas dari Indonesia mendominasi dengan kekayaan luar biasa dari berbagai sektor usaha. Mulai dari batu bara, perbankan, rokok, petrokimia, hingga energi terbarukan.
Berikut ini adalah lima orang terkaya di Indonesia usai Lebaran 2025 menurut data Forbes Real Time Billionaires per Selasa (8/4/2025):
Low Tuck Kwong menempati posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia. Pendiri Bayan Resources ini memiliki kekayaan mencapai USD27,1 miliar atau sekitar Rp455,2 triliun (dengan kurs Rp16.800 per USD). Pria berusia 76 tahun ini dikenal sebagai "Raja Batu Bara" dan juga menguasai perusahaan energi terbarukan asal Singapura, Metis Energy. Selain itu, dia memiliki saham di The Farrer Park Company dan Samindo Resources.
2. R Budi Hartono
Di peringkat kedua ada R Budi Hartono, yang memiliki kekayaan senilai USD19,4 miliar atau sekitar Rp325,9 triliun. Miliarder berusia 84 tahun ini memperoleh kekayaannya dari bisnis rokok melalui Djarum, serta sektor perbankan dan teknologi, termasuk sebagai pemegang saham terbesar di Bank BCA dan platform e-commerce Blibli.
3. Michael Hartono
Michael Bambang Hartono, kakak dari R Budi Hartono, menempati posisi ketiga dengan total kekayaan USD18,6 miliar atau Rp312,4 triliun. Sama seperti adiknya, sumber utama kekayaannya berasal dari Djarum dan kepemilikan saham di BCA serta Blibli.
4. Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu kini berada di peringkat 4 sebagai orang terkaya di Indonesia saat ini. Harta kekayaan pria berusia 80 tahun ini mencapai USD14,9 miliar atau setara Rp250,3 triliun dari bisnis petrokimia hingga energi terbarukan.
Perusahaan yang dimiliki Prajogo Pangestu seperti Barito Pacific, Chandra Asri, Petrindo Jaya Kreasi hingga Barito Renewables Energy.
5. Sri Prakash Lohia
Sri Prakash Lohia menjadi orang terkaya di Indonesia nomor 5 saat ini dengan kekayaan USD8,2 miliar atau setara Rp137,7 triliun dari bisnis petrokimia melalui perusahaan Indorama Group.
Sri Prakash Lohia berusia 72 tahun memperoleh sebagian besar kekayaannya dengan memproduksi pupuk dan polimer. Pada tahun 1970-an dia dan ayahnya pindah dari India ke Indonesia, di mana mereka mendirikan Indorama Corp sebagai pembuat benang pintal. Perusahaannya juga memiliki pembangkit listrik yang memproduksi produk-produk industri termasuk pupuk, poliolefin, bahan mentah tekstil, dan sarung tangan medis.
(Arni Sulistiyowati)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait
