get app
inews
Aa Text
Read Next : PT Mahesa Jenar Semarang Punya Tanggungan Operasional Rp45 Miliar, Saham PSIS bakal Dijual?

Libatkan PBB dan Turki, Ini Hasil Pertemuan Rusia dan Ukraina di Istanbul

Kamis, 14 Juli 2022 | 22:22 WIB
header img
Pertemuan empat arah untuk membahas permasalahan ekspor biji-bijian Ukraina dan Rusia melibatkan Turki dan PBB digelar di Istanbul. Foto AP

ISTANBUL, iNewsSemarang.idPertemuan Rusia dan Ukraina di Istanbul Turki menyepakati dibentuknya pusat kordinasi bersama terkait ekspor biji-bijuan dari Ukraina.
 
Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar setelah pembicaraan empat arah yang juga melibatkan Turki dan PBB.

Pada hari Rabu (13/7/2022) para perunding dari Rusia, Ukraina, Turki dan PBB bertemu di Istanbul untuk membahas situasi mengenai ekspor Ukraina yang tertahan.

Menjelang pertemuan, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan bahwa Kiev dan Moskow hampir memecahkan kebuntuan dalam masalah ini.

“Kesepakatan telah dicapai mengenai masalah teknis seperti kontrol bersama di titik tujuan dan keselamatan navigasi di rute transfer,” kata Akar kepada wartawan seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (14/7/2022).

Dikatakan oleh Akar bahwa delegasi Rusia dan Ukraina harus bertemu lagi di Turki minggu depan, seraya menambahkan bahwa para pihak akan meninjau semua detail kesepakatan sekali lagi selama pertemuan itu.

Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian terkemuka di dunia. Namun, negara itu tidak dapat mengekspor biji-bijiannya melalui laut karena konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia.

Kiev dan negara-negara Barat menuduh Moskow mencegah pengiriman biji-bijian Ukraina meninggalkan pelabuhan negara itu di Laut Hitam. Namun Rusia telah membantah tuduhan tersebut dan, pada gilirannya, menyalahkan Kiev atas krisis tersebut dengan alasan bahwa pasukannya menyebar ranjau di perairan Laut Hitam, sehingga menciptakan ancaman bagi kapal kargo.

Barat juga menuduh Moskow berusaha menyebabkan krisis pangan global dengan memblokir pengiriman gandum Ukraina dan menggunakan kelaparan sebagai senjata.

Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia tidak menghalangi ekspor dan mengkritik Barat karena “sikap sinisnya” terhadap pasokan makanan negara-negara berkembang, yang paling terpengaruh oleh melonjaknya harga.

"Moskow siap memberikan akses gratis ke perairan internasional untuk kapal yang membawa gandum," ujar Putin saat itu.

Editor : Sulhanudin Attar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut