TAIPEI, iNewsSemarang.id - Kewaspadaan tinggi tinggi diterapkan militer Taiwan menyusul kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taipei. Kesiagaan militer Taiwan ini diterapkan disemua sektor, termasuk penerbangan sipil.
Hal ini dilakukan mengingat latihan perang besar-besaran yang dilakukan China. Latihan perang itu dilakukan Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) China di sekitar wilayah udara dan perairan Taiwan sebegai respons atas kunjungan Ketua DPR AS.
Dalam keterangannya, kabinet Taiwan menyatakan penduduk harus diyakinkan mengenai keamanan. Selain itu, otoritas juga berupaya menjaga kestabilan pasar saham terkait meningkatnya ketegangan beberapa hari belakangan.
Pelosi tiba di Taipei pada Selasa (2/8/2022) malam waktu setempat, memicu kemarahan China. Dia melakukan tur Asia, namun Taiwan tak masuk dalam daftar kunjungannya. Empat negara yang sesuai jadwal disambangi politikus senior Partai Demokrat itu adalah Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang.
Kunjungan Pelosi ke Taiwan disebut untuk menunjukkan komitmen kuat AS terhadap wilayah itu yang memiliki pemerintahan sendiri terpisah dari China.
Dalam pidatonya di parlemen, Pelosi menyampaikan terima kasih kepada Presiden Tsai Ing Wen atas kepemimpinannya seraya menyerukan peningkatan kerja sama antar-parlemen.
"Kami memuji Taiwan karena menjadi salah satu masyarakat paling merdeka di dunia," kata Pelosi, dalam pidatonya, dikutip dari Reuters.
Dia juga menegaskan dukungan AS terhadap Taiwan melalui undang-undang (UU) baru yang dibuat untuk memperkuat industri chip AS serta membuka peluang lebih besar untuk kerja sama ekonomi kedua pihak.
Pelosi bukan ketua DPR As pertama yang berkunjung ke Taiwan, politikus Partai Republik Newt Gingrich melakukannya pada 1997.
Selama berada di Taiwan, Pelosi dijadwalkan bertemu dengan mantan aktivis tragedi Tiananmen dan seorang aktivis Taiwan yang baru-baru ini dibebaskan oleh China.
China mengecam keras kunjungan pejabat tertinggi AS itu ke Taiwan sejak 25 tahun dengan menyebutnya sebagai ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Negeri Tirai Bambu merespons kunjungan itu dengan meningkatkan aktivitas militer, memanggil duta besar AS di Beijing, dan menangguhkan impor beberapa produk pertanian dari Taiwan.
Editor : Agus Riyadi