get app
inews
Aa Text
Read Next : Kemenkumham Jateng Kembali Tegaskan Pentingnya Implementasi Kode Etik ASN

Kisah Novi Dwi Astuti, Guru ASN Berprestasi yang Pernah Jadi Penjaga Toko

Minggu, 04 September 2022 | 17:00 WIB
header img
Novi Dwi Astuti, guru berprestasi asal Bantul usai wisuda di UNY didampingi kedua orang tuanya. Foto : Istimewa

BANTUL,iNewsSemarang.id-  Kisah Novi Dwi Astuti, seorang guru SD di Bantul, yang sukses menjadi guru dengan status aparatur sipil negara (ASN) sangat menginspirasi. Dibalik kesuksesannya menjadi abdi negara ini disertai perjuangan yang tidak mudah. Pasalnya ia tumbuh besar dari keluarga kurang mampu.

Karena keterbatasan biaya, Novi bahkan nyaris putus sekolah dan sempat bekerja menjadi penjaga toko untuk membantu ekonomi keluarganya yang pas-pasan.

Novi Dwi Astuti saat ini menjadi guru ASN  di SD Tegalsari, Sanden, Bantul. Perempuan kelahiran Bantul, 29 November 1996 ini merupakan alumni SMAN 2 Bantul.

Putri kedua pasangan Gitono dan Sartiyah ini telah selesai kuliah di program studi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan indeks prestasi 3,88 dengan masa studi 3,5 tahun.

Novi merupakan salah satu mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi sehingga bebas biaya kuliah dan mendapatkan uang saku bulanan.

 “Sejak kecil dia tidak pernah minta uang saku. Untuk kuliah saya mendukung tapi tidak punya biaya,” kata Sartiyah.

Setamat SMP, Novi bahkan nyaris tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMA. Kedua orang tuanya tidak punya uang untuk membiayai sekolah. Hingga akhirnya ada tetangganya yang dermawan bersedia membiayai.

Saat di bangku SMA, Novi tercatat pernah menjadi finalis Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Kabupaten Bantul. Saat itu dia mendapatkan uang pembinaan Rp2,5 juta.

“Uang itu dia berikan kepada ayahnya untuk membeli semen guna memperbaiki rumah kami,” ujarnya.

Selama sekolah, Novi masuk ke Kelas Cerdas Istimewa di sekolahnya, sehingga terbebas dari kewajiban membayar SPP. Begitu juga ketika kuliah melalui program Bidikmisi. Akhirnya pada Januari 2019 dia lulus skripsi.

Karena beberapa hal dia tidak bisa ikut yudisium di bulan Februari. Mengisi kekosongan kegiatan, dia melamar menjadi guru wiyata bakti di 15 sekolah di kecamatan.  Akhirnya Novi diterima menjadi guru pendamping khusus di salah satu SD inklusi di Bantul.

Selang dua minggu menjadi guru pendamping, ada salah satu SD Negeri di Sanden yang memanggilnya, yaitu SD Tegalsari tempatnya bekerja sekarang. Novi mendapat tugas untuk menjaga perpustakaan sambil menunggu ada guru yang pensiun di bulan September.

Setelah wisuda, warga Gedongan, Srigading, Sanden tersebut mulai menata masa depannya. Pada November 2019 dia ikut seleksi  CPNS  dan mendaftar sebagai guru SD dan memilih di SD Tegalsari pada September 2020. Sembari mengajar Novi juga kuliah PPG dan berhasil mendapatkan sertifikasi.

“Saya masih ingin bisa kuliah S2,” katanya. (mg arif)

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut