get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Heroik Serda Wahyu, Prajurit TNI Selamatkan Anak Disandera Pria Bersajam di Pejaten

Kisah Prada Pardjo, Selamat Setelah Pura-pura Jadi Mayat Saat Pembebasan Irian Barat

Sabtu, 05 November 2022 | 21:30 WIB
header img
Kisah Prada Pardjo, pura-pura jadi mayat selama 5 hari demi bertahan hidup saat operasi pembebasan Irian Barat. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Seorang prajurit TNI harus cerdik mengambil keputusan saat dihadapkan pada posisi hidup dan mati. Lewat kecerdikannya tersebut pada akhirnya bisa mengelabui musuh ketika berada di medan pertempuran.

Salah satunya kisah Prada Pardjo, anggota Kopassus yang berjuang pada awal-awal perebutan Irian Barat (kini Papua) tahun 1961-1962. Demi bertahan hidup, dia menyamar menjadi mayat selama lima hari di antara tumpukan jenazah rekan-rekannya yang gugur saat kontak tembak.

Penyamarannya itu pun sukses. Peristiwa ini berawal ketika pasukan gabungan Kopassus bersama Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang kini bernama Korps Pasukan Khas (Paskhas) dipimpin Letnan Dua (Letda) Inf Agus Hernoto, diterjunkan ke dalam hutan rimba Papua.

Pasukan ini mendapat tugas ke hutan belantara Papua untuk menyusup, namun mereka justru disergap Korps Marinir Kerajaan Belanda di wilayah Fakfak, Papua Barat.

Dengan kondisi kalah jumlah, pasukan gabungan ini pun terdesak. Pimpinan lalu menginstruksikan seluruh prajurit mundur ke dalam hutan.

Setelah situasi kembali tenang, pasukan lalu keluar dari hutan untuk kembali melakukan penyusupan. Saat itu mereka memasuki sebuah perkampungan yang telah rata dengan tanah akibat dibakar tentara Belanda. Prajurit terkejut dan Letda Agus Hernoto melihat kondisi timnya mulai menurun sehingga memutuskan untuk beristirahat di sebuah kebun pala.

Belum sempat melepas lelah, muncul serangan mendadak dari pasukan Marinir Belanda. Baku tembak terjadi dan Letda Agus tertembak di kedua kakinya. Di kemudian hari, kedua kakinya harus diamputasi karena membusuk.

Sementara itu, pertempuran sengit tersebut membuat tiga anggota PGT dan dua anggota RPKAD (Kopassus) gugur. Begitu juga Prada Pardjo yang roboh usai terkena terjangan peluru tentara Belanda.

Namun Prada Pardjo tak menyerah. Dia merangkak dan bergerak perlahan untuk bersembunyi di balik jasad rekan-rekannya yang telah gugur.

Dalam kondisi hidup mati tersebut, Prada Pardjo menyamar menjadi mayat seolah-olah telah tewas demi menyelamatkan diri. Apalagi usai pertempuran tentara Belanda melakukan patroli.

Keadaan itu membuat Pardjo tidak bisa bergerak. Dia harus tidur selama lima hari di antara jasad teman-temannya yang telah gugur. Upaya penyelamatan itu pun membuahkan hasil. Saat situasi kondusif Prada Pardjo akhirnya diselamatkan warga setempat yang membawanya ke permukiman untuk dirawat. (mg arif)

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut