SEMARANG, iNewsSemarang.id - Pemerintah Kota Semarang mengapresiasi upaya masyarakat Kelurahan Wonodri menjaga dan melestarikan kearifan lokal daerahnya dengan mengadakan kegiatan resik-resik sendang (sumber mata air) di lingkungan mereka. Langkah tersebut merupakan bentuk kegiatan nguri-uri budaya.
Mengingat sendang yang dimaksud memiliki nilai historis dan sudah ada jauh sebelum Kota Semarang resmi berdiri. Konon, sendang Wonodri juga pernah digunakan wudhu oleh Sunan Kalijaga, dan sering dikunjungi mantan Presiden Soeharto.
"Ini adalah salah satu kegiatan nguri-uri budaya. Walaupun di tengah-tengah permasalahan modern yang aneh-aneh, tapi masyarakat Kelurahan Wonodri masih mempertahankan budaya (tradisi setempat)," kata Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu di Kelurahan Wonodri, Minggu (20/11/2022).
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut berpendapat, keberadaan Sendang Wonodri bisa menjadi potensi untuk dikembangkan sebagai pengolahan air minum.
"Tentunya setelah terlebih dahulu melalui pengkajian secara detail. Jika setelah dikaji hasilnya memungkinkan, Pemerintah Kota Semarang dapat mengatur kerja sama dengan pihak ketiga untuk pelaksanaannya. Terlebih sendang tersebut tidak pernah mengalami kekeringan," kata Mbak Ita.
"Kalau boleh, kalau memang di daerah ini bisa dipakai dari pada eman-eman (tidak dimanfaatkan) nanti akan diolah tapi khusus untuk kawasan sini saja," katanya.
Membuat sumur baru dapat mempercepat penurunan tanah. Selain itu saat ini ada kebijakan pembatasan-pembatasan eksplorasi atau penggalian air tanah. Sehingga diharapkan sumber mata air yang sudah ada bisa dikelola dan dimanfaatkan sebaik mungkin.
"Saya melihat sendang ini adalah sumber mata air yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Tapi karena itu kena sedimentasi sehingga keruh dan berbau. Kami mencoba melakukan revitalisasi atau normalisasi supaya bisa dimanfaatkan lagi," ujarnya.
Editor : Maulana Salman