Gunungkidul Hadirkan Lembah Desa Pulutan, Destinasi Yang Cocok untuk Plesiran

GUNUNGKIDUL, iNewsSemarang.id - Sejak Juli 2022 silam, Gunungkidul telah menghadirkan destinasi wisata Lembah Desa Pulutan. Destinasi ini sangat cocok untuk plesiran bersama keluarga dengan menawarkan hamparan sawah hijau yang luas serta udara segar yang jauh dari polusi udara.

Tri Purwanto, pengelola Lembah Desa Pulutan mengatakan, destinasi ini sengaja didesain untuk menghadirkan suasana pedesaan yang kental.

Baca Juga

Gempa M3,4 Guncang Gunungkidul DIY Pagi Ini

"Kami menghadirkan destinasi ini dengan suasana alam pedesaan untuk bersantai dengan keluarga," tuturnya.

Destinasi wisata ini dikembangkan dirinya sebagai warga Desa Pulutan, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul. Lahan wisatanya berada di atas tanah kas Desa Pulutan berupa hamparan sawah dengan luas puluhan hektare.

Setiap harinya, destinasi wisata ini menampung hingga 500 orang dan tembus hingga 2000 orang ketika akhir pekan. Jumlah ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Pulutan.

Baca Juga

Gempa Bumi M4,9 Guncang Gunungkidul DIY Pagi Ini

"Kami berharap destinasi ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar sini," ujar Tri.

Untuk berkunjung ke sini, wisatawan cukup membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 dan setiap wisatawan akan mendapatkan welcome drink berupa teh poci.

Karena suasananya yang asri, wisatawan dapat berswafoto dengan hijaunya hamparan sawah. Bahkan jika datang di saat yang tepat, padi yang tengah menguning juga ikut menghiasi destinasi tersebut. 

Baca Juga

BMKG Sebut Gempa M5, 8 Gunungkidul DIY Berada di Zona Megathrust

Tak hanya itu, wisatawan juga dapat memberi makan ikan-ikan di kolam sambil bersantai di gubuk-gubuk yang dibangun di atasnya. Tak ketinggalan, destinasi ini juga menghadirkan berbagai menu makanan dan minuman untuk menemani bersantai dengan keluarga. 

Untuk berkunjung ke destinasi tersebut, dibutuhkan waktu 2 jam perjalanan dari pusat kota Yogyakarta. Wisatawan juga disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada akses untuk transportasi umum.(Mg/Fahita)

Editor : Agus Riyadi