Semarang, iNewsSemarang- Seorang filsuf, ilmuan, dan dokter muslim asal Persia yang terkenal atas kontribusi temuannya adalah Ibnu Sina. Dunia barat memangilnya Avicenna.
Ibnu Sina lahir di Uzbekistan pada tahun 980 Masehi. Berdasarkan histori, ia dikenal sebagai salah satu ilmuan dan dokter muslim yang berpengaruh sepanjang masa. Hal ini melansir dari situs Brittanica, Senin (30/1/2023).
Hasil temuan, pemikiran, dan kontribusinya pada berbagai bidang, termasuk kedokteran tak heran jika Ibnu Sina menjadi salah satu tokoh berpengaruh dunia hingga saat ini. Penemuannya bahkan masih dijadikan referensi dan diadaptasi.
Apabila muncul rasa penasaran terkait hasil penemuan beliau, simak ulasan selengkapnya :
5 Temuan Filsuf Islam, Ibnu Sina yang Kini Diadaptasi Oleh Dunia
1. Teori Penularan TBC
Penemuan Ibnu Sina yang cukup fenomenal adalah teori penularan penyakit Tuberculosis atau TBC, penyakit berbahaya dan mudah menular akibat infeksi bakteri. Menurut situs halodoc, selain paru-paru, TBC bisa menyerang otak, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung dan tulang belakang. Mulanya, temuan penyakit TBC oleh Ibnu Sina ini ditolak oleh dunia barat sebab kurangnya bukti. Pasca ditemukannya mikroskop, teori penularan TBC Ibnu Sina berhasil dibuktikan kebenarannya bahkan diadaptasi oleh dunia medis.
2. Penemu Manfaat Etanol
Etanol adalah cairan yang sering dipakai oleh bidang kedokteran. Menurut riwayatnya, Ibnu Sina juga pernah membuat penemuan yang berkaitan dengan senyawa tersebut. Ibnu Sina menemukan fungsi etanol untuk membunuh mikroorganisme yang memicu infeksi pada tubuh seseorang. Lalu beliau menggunakan cairan etanol ketika hendak menangani pasien atau saat meramu obat.
3. Distilasi Uap Minyak Atsiri
Masyarakat zaman dulu, seperti bangsa Mesir, Yunani, China dan India telah menggunakan minyak essensial saat melaksanakan ritual dan penyembahan. Menurut situs Ifaroma, Ibnu Sina sudah menulis beragam buku yang menguraikan efek tumbuhan pada tubuh. Beliau dianggap telah menyempurnakan metode distilasi melalui koil berpendingin atas karya tulisannya. Contoh implementasi metode distilasi ini adalah produksi minyak essensial, Rosa Centifolia. Tak heran jika beliau dijuluki sebagai pelopor penggunaan aromaterapi.
4. Metode Karantina
Pada tahun 2020, umat manusia seluruh dunia diserang virus menular Covid-19, sehingga pemerintah mewajibkan warganya untuk karantina. Namun, siapa sangka, tokoh penemu metode karantina pertama kali adalah Ibnu Sina. Melansir situs Morocco World News, metode ini dianjurkan oleh beliau untuk mengendalikan penyebaran wabah, sebagaimana yang ditulis dalam ensiklopedia medisnya “The Canon of Medicine” yang terdiri atas 5 jilid dan terbit pada tahun 1025.
5. Buku Al-Qanun fit-Tibb
Ibnu Sina mendedikasikan seluruh hidupya untuk menulis berbagai buku dengan pembahasan yang beragam. Mengutip dari laman Muslim Heritage, karya buku beliau paling fenomenal dan terpenting adalah Al-Qanun fit-Tibb, atau dunia barat menyebutnya Code of Laws in Medicine, karya ini jadi buku medis terkemuka dan dijadikan referensi sebab isinya yang penuh manfaat.Atas hal ini ia dijuluki “Bapak Kedokteran Modern”
(Mg/Shinta)
Editor : Maulana Salman