SEMARANG, iNewsSemarang.id - Ketua DPR RI, Puan Maharani menghadiri FGD Implementasi Kerja Sama Konsorsium 18 Universitas dengan Pukyong National University yang digelar di Tentrem Mall Kota Semarang, Kamis (22/6/2023).
Kegiatan FGD ini juga dihadiri sejumlah anggota DPR-RI, Dr. Jang, Youngsoo selaku Presiden Pukyong National University (PKNU) Korea, Rektor UNNES Prof. Dr. S Martono, M.Si. beserta jajaran, para Rektor PTN Mitra Pukyong National University dan Kepala LKPP RI, Hendrar Prihadi.
FGD ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman kerja sama Pendidikan antara perguruan tinggi Indonesia dan Pukyong National University, Busan, Korea Selatan yang dilaksanakan pada November 2022 lalu.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, melihat kerja sama pendidikan tersebut dapat memberi manfaat bagi kedua negara. Forum ilmiah ini, lanjutnya, diharapkan dapat terus mendorong semakin eratnya kerja sama pendidikan Indonesia dan Korea yang pada tahun ini merayakan 50 tahun hubungan diplomatik.
“Tak hanya kerja sama pendidikan, tetapi juga hubungan persaudaraan, kekeluargaan, kebudayaan yang erat antara Indonesia dan Korea harus kita tingkatkan dalam segala bidang,” ungkap Puan.
Lebih lanjut, Ketua DPR RI ini pun mendorong agar forum FGD bisa menjadi pengembangan jaringan (networking) akademisi antara Indonesia dengan Korea khususnya untuk memajukan pendidikan keilmuan, inovasi dan teknologi.
Pendidikan, menurut Puan, adalah game changer atau pengubah permainan yang dapat menjadi penentu maju atau mundurnya suatu negara di masa depan. Sektor pendidikan yang unggul juga dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia di satu negara.
Sementara Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, melihat kerja sama tersebut sebagai upaya positif guna meningkatkan sektor pendidikan yang akan berujung pada peningkatan kualitas SDM.
Hal ini, lanjut Mbak Ita, sapaan akrab Wali kota sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang menitikberatkan peningkatan kualitas SDM sebagai program prioritas Kabinet Indonesia Maju, setelah sebelumnya infrastruktur menjadi prioritas utama.
“Hal ini ibarat kontrak paten Perguruan Tinggi untuk membangun sebuah kota bersama dengan masyarakatnya,” lanjut Mbak Ita.
Lebih lanjut, menurutnya, langkah ini sebagai wujud kolaborasi pemerintah dan akademisi dalam menyelesaikan setiap persoalan pembangunan.
Melalui FGD ini, selanjutnya juga dicanangkan sebagai Public University Academic Network (PUAN) Forum yang mendorong dan mendukung kerja sama antar dua negara.
Pertukaran ide, gagasan dan pengalaman melaui FGD ini diharap menjadi ´jembatan´ antara perguruan tinggi dan lembaga penelitian kedua negara untuk saling bekerja sama dalam melakukan riset-riset bersama, menciptakan inovasi, serta mengembangkan praktek terbaik (best practices).
Editor : Maulana Salman