SEMARANG, iNewssemarang.id - Warga Kota Semarang antusias membuat nasi goreng. Masing-masing RT euforia membuat nasi goreng ala Mbak Ita.
Praba Putri (40) warga RT 02 RW 16 Kelurahan Tlogosari Kulon sangat antusias membuat nasi goreng ala Mbak Ita.
Persiapan sudah dilakukan sejak seminggu sebelum batas waktu. Mulai dari belanja bahan, memasak, sampai persiapan membuat yel-yel.
Untuk belanja bahan, ibu dari empat putri ini membeli aneka kebutuhan bahan baku di pasar terdekat dan memanen beberapa tanaman yang ditanami warga.
Seperti membeli cabai merah, bawang merah, bawang putih, daun bawang, sawi hijau, ayam fillet, sosis, telur. ''Kami memakai sosis, telur dan ayam fillet. Sehingga nasi goreng yang dihasilkan sangat spesial,'' ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini sangat berdampak positif bagi warga. Ibu rumah tangga menjadi terampil membuat nasi goreng. Nasi goreng ini bisa dimasak untuk sarapan bagi anak-anak, suami dan keluarga.
''Nasi goreng adalah menu yang simpel untuk sarapan. Melalui kegiatan ini, ibu-ibu menjadi lebih terampil lagi membuat nasi goreng,'' ungkapnya.
Selain itu, lomba ini juga menambah keakraban antar warga. Untuk membuat nasi goreng, warga harus rembug dulu. Berbagai persiapan dilakukan dengan melibatkan semua warga.
''Warga makin guyub saat membuat nasi goreng. Yang biasanya kami hanya bertemu saat pertemuan rutin PKK setiap sebulan sekali, dengan lomba ini kami berkumpul terus untuk membahas dan memasak nasi goreng yang enak,'' ujarnya.
Apalagi dalam membuat nasi goreng juga harus dalam bentuk video. Semua ibu- ibu belajar untuk membuat videonya. Mulai merekam, sampai mengedit video.
Setelah itu, video nasi goreng dikirimkan melalui media sosial Instagram dengan hastag #kreasikulinerhut78 serta mention Wali Kota Semarang @mbakita.
Diharapkan kegiatan ini bisa rutin diselenggarakan menyambut HUT Kemerdekaan RI. Setiap tahun, ada lomba memasak. Tahun depan, ia berharap ada lomba memasak makanan khas kota Semarang seperti lunpia, wingko babat, bandeng presto dan lainnya.
''Kami berharap bisa memenangkan lomba ini. Semoga Tlogosari Kulon, juara,'' harapnya.
Sementara itu, Aisyah Firdausa (33), warga Banyumanik Semarang menilai, program nasgor Mbak Ita adalah ide bagus untuk meningkatkan rasa kebersamaan serta gotong royong antar ibu-ibu di masing-masing RT. Selain hal itu, program ini juga menumbuhkan semangat berkompetisi dalam ranah yang positif sehingga para ibu memiliki semangat untuk mengeluarkan potensi terbaiknya.
''Di sisi lain khususnya lingkungan saya terlihat antusiasme para bapak terutama share konten yg sudah dibuat dalam wujud support untuk istrinya, khususnya di wilayah RT06 RW VII Siroto Pudakpayung Banyumanik Semarang luar biasa,'' imbuh Firda.
Sri Wahyuningsih (56) warga RT 03, RW 01 Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur mengatakan, adanya lomba mesak nasi goreng ala Mbak Ita ini juga mengedukasi masyarakat tentang makanan yang bergizi. Selain itu, untuk menyajikan makanan bergizi yang enak juga tidak perlu biaya mahal, karena bahan-bahannya bisa ditemui di sekitar rumah. Apalagi kalau ada urban farming.
''Kebetulan ada warga yang budidaya ikan lele, jadi kami menggunakan ikan lele untuk lauk. Protein bisa didapatkan dari ikan lele,'' ujarnya.
Editor : Maulana Salman