JAKARTA, iNewsSemarang.id - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa kesal dikhianati oleh Bacapres Anies Baswedan. Meluapkan kekecewaannya tersebut, mantan presiden RI ke-6 itu malah memuji cara berdemokrasi Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
SBY menilai Puan dan Prabowo mempunyai cara yang baik dalam mengajak Demokrat menjalin kerja sama politik untuk menghadapi Pemilu 2024. Dia menjelaskan PDIP sempat membujuk Demokrat agar bergabung dalam barisan pendukung Ganjar Pranowo.
Hal ini terjadi saat pertemuan antara Puan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kawasan GBK, Jakarta pada 18 Juni 2023.
"Misalnya pihak Pak Ganjar Pranowo itu mengajak kalau Partai Demokrat bisa bergabung ke pihak beliau, ditandai dengan pertemuan Mbak Puan dengan AHY beberapa saat yang lalu," kata SBY di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).
Kemudian, Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra pun mengajak Demokrat untuk bergabung dalam koalisi. Hal itu disampaikan saat Prabowo menemui SBY di Pacitan, Jawa Timur pada 20 Mei 2023.
SBY menilai cara itu lah yang seharusnya dilakukan saat berpolitik di negara demokrasi yakni terbuka dan tidak bermanuver dengan gerakan bawah tanah.
"Saya harus jujur mengatakan bahwa cara seperti itu adalah cara yang baik, sah, tidak salah, dan dibenarkan dalam demokrasi, dalam dunia politik. Dibandingkan manuver bawah tanah yang penuh dengan misteri, ini enak nih, terbuka, transparan dan kita sambut dengan baik Mbak Puan, Pak Prabowo," ujarnya.
Sebagai informasi, Partai Demokrat menilai rencana duet Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Gus Imin merupakan pengkhianatan koalisi.
"Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Kamis (31/8/2023).
Teuku Riefky menilai keputusan sepihak tanpa memberitahu partai lain dalam koalisi merupakan bentuk pengkhianatan.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol. Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," tuturnya.
Editor : Maulana Salman