BLORA, iNews.id – Heriyanto, petani asal Blora ini menjadi salah satu contoh petani sukses berkat mengembangkan budidaya porang. Menariknya, ide kesuksesan warga Desa Karanggeneng, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora itu berawal dari keisengannya.
Heriyanto tak menyangka budi daya porang itu menghasilkan ratusan juta rupaih. Pasalnya dia sebelumya menjadi seorang pengusaha briket ekspor dan ia juga memiliki kebun yang ditanami tanaman keras seperti durian, klengkeng dan tebu.
Herinyanto mengungkapkan, berawal dari iseng dengan modal sebesar Rp7 juta di tahun 2016 nekat membeli bibit porang yang dia sendiri tidak tahu tentang tanaman porang.
“Saya mendengar tanaman porang dari adik. waktu itu ditawari untuk menanam porang. Kemudian pada 2016 saya mencari bibit dengan cara browsing di google dan menemukan penjual bibit di Madiun. Bibitnya berupa katak dengan harga per kilogram Rp70.000,” katanya.
Dengan modal uang Rp7 juta, dia belikan bibit porang berupa katak hanya mendapatkan satu kuintal .Bibit itu ditanamnya secara acak di bawah pohon durian.
“Di tahun pertama 90 persen gagal. Karena penasaran tahun kedua mencari bibit lagi, namun harganya sudah naik menjadi 130 ribu per kilogram dan barangnya tidak ada,” ujar Heriyanto.
Dia mengaku semakin penasaran karena tidak mendapatkan bibit . Kemudian dia merawat tanaman yang masih ada. Di tahun ketiga, dia mulai mempelajari dan berhasil.
“Selain panen kataknya yang menempel di daun, saya juga panen umbinya yang ada di bawah,” ujarnya.
Heriyanto mengaku kaget harga katak di tahun ketiga sudah mencapai 250 -350 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan umbinya per kilogram mencapai Rp10.000 Dari situ lah Heriyanto mulai menggeluti tanaman porang.
Di tahun ketiga ia mulai menanam porang besar besaran sampai sekarang. Sekarang bisnis poran Heriyanto sudah merambah ke internasional dengan mengekspor porang ke luar negeri seperti Jepang, Korea, China, bahkan Eropa. Karena di negara itu porang sudah menjadi konsumebel.
Menurutnya, kandungan porang ini glukosanya tinggi dan di Indonesia belum banyak yang mengetahuinya dan belum ada pabrik pengolahannya.
“Porang di Jepang sudah menjadi makanan pokok, diolah menjadi bahan mi siratagy. Sedangkan porang sendiri sekarang sudah menjadi emas hitam karena selain kataknya yang bisa dijual juga umbinya pun bisa dijual,” ujar dia.
Menurutnya, untuk satu pohon porang rata-rata menghasilkan katak 10 buah dan dalam satu kilo sekitar 5-6 katak. “Sekarang ini katak sekilo fresh Rp190.000 . Nanti kalau sudah dikarantina sebulan itu bisa mencapai Rp250.000,” ujar Heriyanto .
“Pas musim tanam bisa tembus di angka Rp500.000 per kilogram. Blum lagi umbinya yang saat ini mencapai Rp15.000 per kilogram. Dengan asumsi satu pohon umbinya mencapai 1.5 -5 kilogram,” ujarnya.
Editor : Miftahul Arief