JAKARTA, iNewsSemarang.id – Berikut ini rincian kriteria penerima bantuan PIP Kemendikbudristek yang perlu disimak. Memang, saat ini belum semua masyarakat Indonesia memiliki akses yang sama di bidang pendidikan.
Berangkat dari kondisi itu, pemerintah melalui Kemendikbudristek meluncurkan Program Indonesia Pintar (PIP) adalah salah satu program pemerintah untuk memberikan perluasan akses pendidikan di Indonesia.
Dilansir dalam laman resminya, PIP dirancang untuk membantu anak usia sekolah dari keluarga miskin, rentan miskin, dan prioritas untuk tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai selesai.
Lantas siapa saja yang berhak menerimaa bantuaan PIP Kemendikbudristek? Berikut penjelasannya.
Informasi Seputar Bantuan Program Indonesia Pintar PIP dirancang untuk membantu anak usia sekolah dari keluarga miskin, rentan miskin, dan prioritas baik melalui jalur formal SD sampai SMA atau SMK dan jalur non-formal, yakni Paket A sampai Paket C dan pendidikan khusus.
PIP juga diharapkan bisa meringankan biaya pribadi peserta didik. Bantuan PIP berupa uang tunai yang untuk membantu pembiayaan sekolah dan besarannya diatur berdasarkan jejang pendidikan masing-masing peserta PIP.
Besaran bantuan yang diterima peserta PIP dari masing-masing jenjang pendidikan:
1. SD/sederajat: Rp450.000 per tahun.
2. SMP/sederajat: Rp750.000 per tahun.
3. SMA/SMK/sederajat: Rp1.000.000 per tahun.
Kriteria Penerima Bantuan PIP
Bantuan PIP diberikan pada siswa yang telah memenuhi kriteria. Berikut daftar penerima bantuan PIP:
1. Peserta didik pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP).
2. Peserta didik dari keluarga miskin atau rentan miskin atau dengan pertimbangan khusus seperti:
a. Peserta didik dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan.
b. Peserta didik dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera.
c. Peserta didik yang berstatus yatim piatu atau yatim atau piatu dari sekolah atau panti sosial atau panti asuhan.
d. Peserta didik yang terkena dampak bencana alam.
e. Peserta didik yang tidak bersekolah (drop out) yang diharapkan kembali bersekolah.
f. Peserta didik yang mengalami gangguan fisik, korban musibah, dari orangtua yang mengalami pemutusan hubungan kerja, di daerah konflik, dari keluarga terpidana, berada di Lembaga Pemasyarakatan, memiliki lebih dari 3 (tiga) saudara yang tinggal serumah.
g. Peserta pada lembaga kursus atau satuan pendidikan non formal lainnya
Kapan PIP 2024 Dibuka?
PIP bisa didaftar melalui sekolah. Pada tahun sebelumnya, PIP didaftar di awal tahun ajaran baru, pertengahan tahun ajaran, dan akhir tahun ajaran. Siswa dan orangtua bisa memastikan jadwal pendaftaran PIP pada masing-masing sekolah.
Berikut cara daftar PIP buat siswa SD, SMO, SMA sederajat:
1. Pastikan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) siswa terdaftar pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang dapat diakses pada nisn.data.kemdikbud.go.id.
2. Siapkan dokumen berupa Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran, rapor terakhir, KKS atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang diterbitkan oleh RT/RW, dan surat pernyataan penerima program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dari sekolah.
3. Membawa seluruh berkas ke institusi pendidikan yang dituju.
4. Petugas akan membantu mendaftarkan dan tunggu proses verifikasi.
Persyaratan Daftar PIP 2024
Meski belum ada informasi mengenai PIP 2034 yang terbaru, tapi dari tahun sebelumnya ada persyaratan seperti ini: Murid dari keluarga miskin/rentan miskin, atau dengan pertimbangan khusus lainnya, meliputi:
a. Peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
b. Peserta pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
c. Berstatus yatim dan piatu atau salah satu di antaranya dari panti asuhan/panti sosial/sekolah
d. Terdampak bencana alam.
e. Peserta didik yang tidak lagi bersekolah (drop out) dan diharapkan kembali melanjutkan pendidikan.
f. Berasal dari peserta yang menderita kelainan fisik, korban musibah, anak dari orangtua yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tinggal di daerah konflik, datang dari keluarga terpidana, berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), atau mempunyai lebih dari tiga saudara kandung yang tinggal serumah.
g. Siswa pada lembaga kursus atau satuan pendidikan nonformal lainnya.
Editor : Maulana Salman