Jangan Anggap Remeh! Ini Bahaya Pakai Jas Hujan Ponco saat Berkendara

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Pengendara sepeda motor harus mempersiapkan perlengkapan berkendara seperi jas hujan saat musim hujan. 

Namun sayangnya, masih banyak yang menggunakan jas hujan model ponco. Padahal, penggunaan jas hujan jenis ini tidak tepat. Banyak kasus kecelakaan motor akibat pengendara menggunakan jas hujan ponco.

Baca Juga

Leptospirosis Merebak, Jangan Buang Bangkai Tikus Sembarangan!

Seperti diketahui, jas hujan berfungsi melindungi pengendara motor dari guyuran hujan dan menjaga pakaian tetap kering di perjalanan. Jas hujan model ponco adalah jenis jas hujan dengan desain longgar dan biasanya dirancang tanpa lengan.

Bentuknya menyerupai jubah besar dengan panjang hingga lutut atau bahkan mata kali.  Namun, bagi pengendara motor tidak disarankan menggunakan jas hujan model ponco. 

“Jas hujan model ponco bukan untuk digunakan saat berkendara sepeda motor, melainkan untuk pejalan kaki. Melihat bentuknya, ujung terluar yang panjang bisa tersangkut rantai atau gir yang menyebabkan pengendara terjatuh saat berkendara,” tulis Wahana Honda dalam keterangan persnya.

Baca Juga

Peringatan BMKG! Waspada Curah Hujan Berpotensi Meningkat Sepekan ke Depan

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menegaskan jas hujan model ponco sangat tidak direkomendasi. Dia menjelaskan itu akan membuat pengendara motor sulit bergerak dan berpotensi tersangkut di gir motor atau kendaraan lain. 

“Jas hujan itu harus two piece bukan model ponco. Jadi ada baju dan celana, itu yang direkomendasikan. Ukurannya juga harus pas, tidak kelonggaran dan tidak terlalu sempit, kalau bisa dilengkapi dengan rain coat sepatu,” kata Jusri.

Dari segi bahan, disarankan memilih jas hujan yang tidak kaku atau berbahan polyvinyl chlorider (PVC). Pilihan material yang tepat akan membuat penggunanya tetap nyaman saat bergerak dan air tak mudah rembes saat hujan besar.

Baca Juga

BMKG Sebut 80% Wilayah Indonesia Sudah Memasuki Musim Hujan, Sisanya Masih Kemarau

Editor : Maulana Salman