JAKARTA, iNewsSemarang.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak otoritas Israel membuka akses bagi umat Muslim untuk beribadah di Masjidil Aqsa selama Ramadan. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyoroti tragedi kemanusiaan yang kian memburuk di Palestina, khususnya di Gaza dan Tepi Barat dalam keterangan persnya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024).
“Kami juga meminta dengan sungguh-sungguh pada penguasa Israel untuk membuka akses Masjidil Aqsa untuk beribadah selama Ramadan ini, karena sudah beberapa waktu ini Masjidil Aqsa ditutup aksesnya dari umat Islam yang ingin beribadah ke sana,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengaku telah berkomunikasi intensif dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri, termasuk pemerintah Indonesia melalui menteri luar negeri dalam upaya mencari solusi bagi warga di Palestina. Dia menilai, situasi masih sangat sulit karena suara masyarakat internasional diabaikan oleh pihak yang terlibat.
“Kami khawatir malapetaka yang sedang berlangsung cenderung menjadi status quo, karena semua suara masyarakat internasional sama sekali tidak didengar dan diabaikan oleh mereka yang terlibat di dalam bencana Palestina ini,” ujar dia.
Gus Yahya mengimbau komunitas internasional, termasuk pemerintah Indonesia, untuk terus mengambil inisiatif diplomatik internasional dan kebijakan-kebijakan tegas untuk membongkar kebekuan bencana yang sedang terjadi.
“Inisiatif berupa manuver-manuver diplomatik internasional, maupun tentu saja juga kebijakan-kebijakan yang decisive yang dilaksanakan secara deliberate secara sungguh-sungguh di lapangan untuk berupaya terus membongkar kebekuan bencana yang sekarang sedang berlangsung,” kata dia.
Dia juga meminta kepada aktor-aktor global untuk mengingat bahwa membiarkan kebrutalan yang terjadi di Palestina bisa memicu dinamika bagi stabilitas dan keamanan global.
“Karena segala prinsip-prinsip hukum internasional dilanggar dan dengan ngotot dilindungi, dibiarkan untuk terus berlangsung dan bisa membuat putus asa seluruh masyarakat internasional atas tatanan internasional yang berdasarkan aturan-aturan yang sudah disepakati,” ujar dia.
Gus Yahya menuntut aktor-aktor global untuk segera menghentikan kekejaman yang terjadi di Gaza dan Palestina serta kembali kepada konsensus internasional yang telah disepakati. Menurutnya, pengabaian terhadap konsensus ini dapat mengguncangkan keyakinan masyarakat pada tatanan internasional yang berdasarkan aturan.
“Kami juga menuntut kepada aktor-aktor global untuk segera menghentikan atrocities (kekejaman), menghentikan malapetaka yang sekarang sedang berlangsung di Gaza dan Palestina dan kembali kepada hukum dan konsensus-konsensus internasional yang sudah ada,” kata dia. (Arni Sulistiyowati)
Editor : Maulana Salman