JAKARTA, iNewSemarang.id – PSSI mengambil langkah antisipatif guna melindungi pemain Timnas Indonesia dari bully atau hujatan netizen di media sosial. PSSI akan melakukan kerja sama dengan Meta yang merupakan perusahaan pemilik Facebook dan Instagram, serta merangkul pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Tak bisa dimungkiri, cukup banyak netizen yang kerap melakukan bully kepada pemain Timnas Indonesia. Salah satu contohnya bully dialami Marselino Ferdinan beberapa waktu lalu saat berjuang bersama Skuad Garuda Muda.
Netizen menyorot performa Marselino karena dinilai bermain terlalu egois di beberapa pertandingan. Bahkan, kolom komentar di akun media sosial milik Marselino langsung ramai dibanjiri kritikan.
Tentunya, situasi ini akan mengganggu mental pemain. PSSI pun sadar akan hal itu. Oleh karenanya, Arya mengungkapkan bahwa PSSI sejatinya sudah memiliki konsep untuk melindungi para pemain Timnas Indonesia pada semua level.
“Sebenarnya sebulan-dua bulan ini kami sudah punya konsep mengenai perlindungan terhadap pemain dan pelaku sepakbola,” kata Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, di GBK Arena pada Sabtu (11/5).
“Di mana ternyata bully-an terhadap sepakbola, pemain sepakbola bahkan yang terbaru adalah bagaimana tindakan-tindakan rasisme yang dilakukan oleh netizen, saya tidak mau ngomong suporter loh, karena suporter ini kan yang memang dia adalah masuk ke lapangan dia pergi ke lapangan, dia nonton di lapangan, kemudian dia juga suport dengan berbagai cara tapi kalau netizen kami tidak tahu ya banyak banget,” ujarnya.
Arya mengungkapkan, PSSI akan melakukan kerja sama langsung dengan pihak-pihak terkait, seperti Meta dan Kominfo. Terlebih, kasus bully tidak hanya terjadi kepada pemain Timnas Indonesia saja.
Terbaru, ramai netizen yang melakukan aksi rasis kepada pemain dan Federasi Sepakbola Guinea. Hal itu terjadi buntut dari kekalahan Skuad Garuda Muda di perebutan tiket terakhir Olimpiade Paris 2024.
“Kami akan melakukan kerja sama dengan Meta, kemudian TikTok, kemudian Youtube, kemudian juga Kominfo, dan juga nanti Kepolisian supaya kami punya aturan-aturan regulasi mengenai bagaimana perlindungan terhadap pemain itu,” ungkap Arya.
“Sampai nanti misalnya kita bisa memberikan usulan kepada Meta misalnya atau Tiktok apa semua, atau Twitter untuk akun-akun yang mengeluarkan rasisme dan sebagainya itu bisa di-block oleh Meta atau apa pun yang lainnya gitu, yang aplikasi lainnya. Ini yang kami lakukan untuk menjaga dan melindungi pemain dan juga kepada negara-negara lain,” lanjutnya.
Pria yang juga menjadi staf khusus BUMN itu sangat jengkel dengan perilaku netizen Indonesia yang melakukan aksi rasis seperti itu. Arya tidak ingin melihat aksi seperti ini terjadi lagi di masa mendatang.
“Ini cukup memalukan ya, karena ini berbahaya juga bahwa ternyata orang Indonesia rasis. Sejak kapan kita jadi rasis gitu? Baru kali ini terjadi gitu, dan itu sangat jeleklah bagi semua dan ini kami akan jadi berbalik dari sesuatu yang positif supaya tidak ada lagi tindakan-tindakan yang seperti ini,” tandas Arya.
Editor : Ahmad Antoni