JAKARTA, iNewsSemarang.id – Ada kisah seorang ulama bernama Muhammad bin Wasi' yang rajin melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Bahkan diriwayatkan telah menunaikan ibadah hajinya sebanyak 30 kali.
Suatu ketika, di kala dirinya berada di Arafah sedang wukuf di hajinya yang ke 30, Muhammad bin Wasi' memandang semua umat manusia yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah memohon, bermunajat kepada Allah Ta'ala, meneteskan air mata mengharapkan ridha Allah Ta'ala.
Semuanya memohon kepada Allah dengan penuh penghayatan di dalam hatinya. Maka ketika melihat keagungan tersebut, ulama ini pun memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala.
"Ya Rabb, sesungguhnya aku telah melaksanakan haji sebanyak 30 kali, maka ketahuilah ya Rabb bahwa haji yang pertama untuk menggugurkan haji Islamku, haji yang kedua aku hadiahkan pahalanya untuk orang tuaku, dan haji yang ketiga aku hadiahkan buat ibuku ya Allah.
Dan sisanya yang 27 kali lagi haji aku hadiahkan untuk orang yang saat ini sedang melaksanakan ibadah haji dan hajinya tidak engkau terima". Muhammad bin Wasi' memohon kemudian tertidur saat wukuf di Arafah.
Ketika saat wukuf di Arafah dia seakan-akan mendengar seruan dari Allah Ta'ala, seakan-akan berbunyi mengatakan "Ya Muhammad Ibnul Wasi', apakah engkau ingin menunjukkan sok dermawan di hadapan-ku Tuhan yang Maha Dermawan. Apakah engkau seakan-akan menunjukkan makhluk yang paling pengasih di hadapan Allah Ta'ala yang Maha Pengasih.
Ketahuilah wahai Muhammad ibnul Wasi', semua orang yang melakukan ibadah haji ke Baitullah Masjidil Haram saat ini telah aku ampuni dan telah aku kabulkan doa mereka sebelum kau panjatkan Muhammad Ibnul Wasi'."
Mendengar itu, Muhammad Ibnul Wasi' kaget seakan-akan mendapat teguran dari Allah. Dari kisah tersebut, kita dapat mengambil hikmah bahwa Allah adalah Zat Maha Pengasih di antara semua pengasih.
Ulama sekelas Muhammad Ibnul Wasi tentu punya niat baik, namun beliau seakan-akan tidak yakin dengan ampunan Allah kepada para hamba-Nya. Dan benar saja Allah Ta'ala menunjukkan kebesarannya dan Maha Dermawan-Nya kepada para hamba-Nya.
Makna Kisah Kisah ulama yang naik haji 30 kali ini disampaikan Al-Habib Syafiq Bin Ali Ridho, Pimpinan Majelis Riyadhul Jannah Tangerang. Sebagaimana diketahui, 9 Dzulhijjah atau Hari Arafah adalah hari di mana semua dosa diampuni Allah Ta'ala. Semua doa dikabulkan dan semua hajat dipenuhi oleh Allah Ta'ala.
Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda yang artinya barang siapa yang melaksanakan wukuf di Padang Arafah dan dia ragu diterima Allah Ta'ala, maka itu merupakan dosa besar bagi dia. Ragu yang dimaksud kata Habib Syafiq yaitu keraguan akan kemampuan Allah Ta'ala mengampuni hamba-Nya di hari Arafah.
Meragukan anugerah Allah di Hari Arafah itu dosa besar. Maka hendaknya setiap mukmin berhusnudzan (berprasangka baik) kepada Allah bahwa DIA Zat yang Maha memberi ampunan, memberi rahmat, memberi pertolongan, dan mengabulkan segala "Dari kisah tadi, kita ingin kebaikan yang Allah turunkan di Arafah , semoga diturunkan juga di tempat mulia ini.
Sehingga kita tidak bangun dari majelis ini melainkan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah dan keadaan kita diubah menjadi dekat dengan Allah. Dikabulkan segala hajat dan dipanjangkan usia kita dalam keadaan sehat wal 'afiat, dan wafat dalam keadaan husnul khatimah," kata Habib Syafiq dalam salah satu tausiyahnya.
Editor : Ahmad Antoni