SEMARANG, iNewsSemarang.id – Tim PKM Pengabdian Masyarakat Unnes menggandeng Meina Febriani, Monolog Jiwa bersama dua pakar keilmuan dari bidang psikologi dan sastra mengadakan program cerita pakar dalam upaya meningkatkan kesadaran diri anak-anak yang tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Asuhan (LKSA) Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Al-Hidayah Gunungpati persoalan self esteem,
Program cerita pakar merupakan program yang diinisiasi untuk menjadi wadah berbagi wawasan terkait pentingnya self esteem dan refleksi diri dari kacamata psikologi, serta bagaimana cara untuk melakukan terapi diri berdasarkan hasil refleksi melalui seni peran sebagai bagian dari karya sastra.
Ketua Tim PKM Pengabdian Masyarakat Monolog Jiwa, Desyfa Cahya Aina mengatakan bahwa program cerita pakar adalah bentuk kolaborasi antara keilmuan psikologi dan sastra yang diadakan untuk menunjang program puncak pengabdian masyarakat yang tengah digiatkan oleh Tim PKM Pengabdian Masyarakat Monolog Jiwa.
"Program cerita pakar adalah salah satu program dalam rangkaian kegiatan pengabdian masyakarat yang menyatukan dua keilmuan, yakni psikologi dan sastra. Program ini diinisiasi untuk menunjang acara puncak yang akan diadakan pada awal bulan Agustus," kata perempuan yang akrab disapa Desyfa, Minggu (24/6/2024).
Program cerita pakar diisi oleh Nadya Ariyani (Pakar Psikologi Klinis) dan Zulfa Fahmy (Sastrawan Peraih Hibah Seni Pertunjukan Indonesia Bakti Budaya Djarum Foundation).
Keduanya memaparkan persoalan berdasarkan latar belakang keilmuannya. Bukan tanpa tujuan, keduanya hadir dengan harapan dapat membantu anak-anak panti asuhan untuk meningkatkan kesadaran terkait self esteem dan refleksi diri melalui terapi diri secara mandiri lewat penggiatan karya sastra.
"Alhamdulillah, saya sangat senang karena mendapat kesempatan untuk hadir dan berbagi pemahaman kepada teman-teman panti dalam program cerita pakar. Semoga apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat dan bisa membantu teman-teman panti untuk menyadari betapa berharganya diri mereka meski ancaman tentang ketidakpastian terus bermunculan di kepala," ujar Nadya.
Tak hanya Nadya, Zulfa selaku sastrawan yang turut mengisi program cerita pakar juga menyampaikan bahwa tujuannya datang untuk mengisi program bukan semata-mata karena undangan Tim PKM Pengabdian Masyarakat Monolog Jiwa, melainkan karena ia ingin memberikan pemahaman terkait salah satu wadah yang dapat dijadikan media terapi diri.
"Saya berharap kehadiran saya di dalam rangkaian program cerita pakar dapat memberikan wawasan kepada teman-teman panti terkait dengan wadah terapi diri berbentuk seni peran. Saya berharap besar apa yang saya paparkan terkait dengan hal tersebut bisa digunakan oleh teman-teman untuk memantik kesadaran persoalan self esteem atau bahkan sebagai media penyembuhan ketika merasa ada ketidakseimbangan mental yang dirasakan," ujarnya.
Pada saat memaparkan materi persoalan self esteem, Nadya selaku psikolog menerapkan berbagai macam metode untuk memantik antusias anak-anak panti yang hadir dalam pelaksanaan program cerita pakar. Nadya dibantu oleh anggota Tim PKM Pengabdian Masyarakat Monolog Jiwa memberikan stimulus dengan bantuan kertas dan pensil warna untuk menggali potensi yang nampak dan terselubung di dalam diri anak-anak panti.
Setelah Nadya memaparkan materi dan memantik anak-anak panti untuk menunjukkan potensi yang dimiliki, hasilnya kemudian ditindaklanjuti oleh Zulfa dan diadaptasi menjadi bahan pengembangan naskah dan penggarapan seni peran sebagai media terapi diri.
Banyaknya wawasan yang diberikan oleh para pakar membuat program ini menjadi tolok ukur keberhasilan program yang mendatang.
Editor : Ahmad Antoni