BATANG, iNewsSemarang.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Bank Indonesia Jawa Tengah terus mendorong minat dan realisasi investasi di provinsi ini. Di triwulan ke-3 tahun 2024 ini, nilai investasi yang masuk ke Jawa Tengah telah mencapai Rp55,11Triliun dari target Rp64,18Triliun atau telah mencapai 79,64persen dari target.
Investasi yang ditawarkan beragam, namun tetap berkomitmen mendorong transformasi ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ini seiring Jateng ditetapkan sebagai pemerintah pusat sebagai wilayah penumpu pangan sekaligus industri.
Hal itu terungkap pada kegiatan Central Java Investment Business Forum (CIBJF) 2024 yang digelar di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) bertema “Enhancing Sustainable Growth Trough Green dan Circular Economy”, Selasa (29/10/2024). Pada kegiatan itu turut hadir pula perwailan Kementerian Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), jajaran birokrasi pemerintah daerah, jajaran pimpinan Bank Indonesia hingga perwakilan kedutaan besar.
Pj. Gubernur Jateng Nana Sudjana di KITB usai membuka acara. (Foto: Dok)
“Kegiatan CIBJF ini terus dilaksanakan tiap tahun sekali, sebagai komitmen Jateng dalam mendorong transofrmasi ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tahun ini di triwulan ke-3, investasi di Jateng sudah mencapai 79,64 persen dari target, kami optimis bisa mencapai target,” kata Pj. Gubernur Jateng Nana Sudjana di KITB usai membuka acara.
Investasi yang ditawarkan di Jateng, baik untuk lokal maupun investor asing, beragam. Mulai dari manufaktur, agrikultur, infrastuktur, energi hingga pariwisata. Totalnya ada 17 peluang investasi yang siap ditawarkan dan 15 peluang prospektif lainnya termasuk peluang potensial yang dapat dikembangkan.
Di Jateng sendiri sudah ada 5 kawasan industri yang siap memfasilitasi para investor. Terinci; Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan Industri Kendal seluas 1000ha, Kawasan Industri Wijayakusuma Kota Semarang seluas 250ha, Aviarna Industrial Park (Kawasasn Industri baru Kota Semarang) seluas 462ha, Jatengland Industrial Park Sayung Kabupaten Demak seluas 300ha.
Untuk KITB juga ditetapkan sebagai KEK. Totalnya sudah ada 21 investor, sebagaian besar asing, yang sudah tanda tangan perjanjian konsesi. Dari 21 itu, 5 di antaranya sudah beroperasi dan 10 masih dalam tahap konstruksi.
Nana melanjutkan, Jateng merupakan provinsi yang potensial di Indonesia, sebab punya dukungan infrastruktur lengkap, lokasi mudah dijangkau, situasi wilayah kondusif. Selain itu sistem pelayanan dan perizinannya juga mudah.
Dia mengakui, memang saat ini kawasan industri yang siap memfasilitasi semuanya berada di wilayah pantura Jateng. Salah satunya, sudah ada akses tol yang mempermudah mobilisasi.
“Memang saat ini para investor mengambil di pantura, ke depan kami akan kembangkan untuk mengambil lokasi di wilayah pantai selatan. Kami pemprov dengan BI dan pemerintah pusat ke depan akan memanfaatkan wilayah pantai selatan, mengajak bupati/wali kota untuk sama-sama menciptakan fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk investasi,” jelas Nana.
Pada kegiatan CJIBF 2024 itu juga terpilih 3 pemenang dari kabupaten/kota di Jateng proposal terbaik investment challenge 2024. Pertama adalah; Kabupaten Semarang dengan Pembangunan Rumah Sakit Berbasis Green Hospital, disusul Kabupaten Cilacap dan ketiga Kabupaten Grobogan terkait Pengelolaan Sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).
Kepala BI Perwakilan Jateng Rahmat Dwisaputra menyebut tiga terbaik itu dinilai dari beberapa indikator, di antaranya dari nilai investasinya hingga level Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
“Mereka ini sudah clean and clear, sudah benar-benar siap untuk ditawarkan kepada para investor,” kata Rahmat di lokasi yang sama.
Penawaran itu juga akan dilakukan ke sejumlah negara, mulai dari Tokyo, Singapura, Inggris hingga Amerika Serikat.
“Potensinya tentu kami akan lihat, kami tawarkan melalui Kantor Perwakilan BI yang ada di Tokyo, Singapura, maupun di London dan Ameriak. Jadi bisa dari Eropa, Asia dan Amerika,” tandasnya.
Editor : Maulana Salman