get app
inews
Aa Text
Read Next : Kronologi Penembakan Gamma Versi Kapolrestabes Semarang dan Kabid Propam Polda Jateng, Kok Beda?

Kakek Gamma Sentil Penjelasan Kapolrestabes saat Rapat dengan DPR: Masalahnya di Balik-balik

Rabu, 04 Desember 2024 | 06:01 WIB
header img
Surbambang, kakek siswa SMK Negeri 4 Semarang korban penembakan oleh oknum polisi, menyesalkan dengan penjelasan Kapolrestabes Semarang saat mengikuti rapat dengan Komisi III DPR. (Foto: Kristadi).

SEMARANG, iNewsSemarang.id – Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMK Negeri 4 Semarang korban penembakan oleh oknum polisi menyoroti penjelasan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar saat rapat dengan Komisi III DPR. Kapolrestabes dinilai lebih banyak menjelaskan tentang tawuran gangster.

Menurut Surbambang, kakek korban, seharusnya dalam rapat tersebut Kombes Irwan lebih banyak menjelaskan tentang insiden penembakan yang dilakukan oleh anggotanya, Aipda Robig terhadap Gamma hingga tewas.

"Yang di blow up oleh Polrestabes Semarang itu masalah tawurannya. Yang idealnya di blow up adalah peristiwa penembakannya, tetapi di balik-balik, itu masalahnya," ungkap Surbambang di Semarang, Selasa (3/12/2024).

Dia menyayangkan, peristiwa penembakan tersebut divonis sebagai akibat dari adanya tawuran antargangster. Bukti rekaman video yang didapat pihak keluarga, kata dia jelas tergambar bahwa Gamma ditembak oleh oknum polisi saat berkendara, tanpa memegang senjata tajam yang dikatakan akan melawan. 

Menurutnya, Gamma yang dikenal sebagai anak baik di lingkungan keluarga dan sekolah, dalam rapat dengan Komisi III DPR, seolah-olah divonis sebagai pelaku tawuran dan anggota gangster.

"Seharusnya yang dibesarkan itu penembakannya karena di situ ada korban satu orang meninggal dan dua orang terluka dan yang agak janggal lagi dikatakan senjata yang dimiliki oleh korban, itu kan belum jelas siapa yang beli, di mana belinya dikatakan yang beli adalah almarhum, kami juga enggak yakin," katanya.

Dalam keterangan pers polisi sebelumnya, pihak keluarga juga menyayangkan polisi tidak menjunjung asas praduga tidak bersalah. Apa yang disangkakan dinilai tidak sesuai dengan kejadian, seperti keberadaan sepeda motor yang digunakan korban.

"Saya bantah kalau korban disebut anggota gangster. Fakta yang kami dapat itu tidak ada penyerangan, tidak ada ancaman terhadap polisi dan masyarakat lainnya. Kenapa langsung ke sarasan penembakan mematikan," tegasnya.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut