SEMARANG, iNewsSemarang.id - Pemerintah Kota Semarang bergerak cepat menangani limpasan air yang terjadi di Perumahan Dahlia, Meteseh, Kecamatan Tembalang, pasca-hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Rabu malam (11/12). Seperti diketahui bahwa tembok pembatas Kali Tunggu dengan perumahan Dahlia sepanjang 20 meter ambrol, menyebabkan limpasan air masuk ke kawasan perumahan.
Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memastikan tidak ada banjir besar seperti yang diberitakan di beberapa media.
“Pertama saya sampaikan tidak ada banjir besar, hanya limpasan dan ini sudah selesai. Kedua, saya sudah tanya pada Distaru bahwa Perumahan Dahlia ini KRK sebagian sudah terbit perorangan. Karena ini hanya pengembang kavling siap bangun dan sebagian lagi belum terbit KRK," ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya saat melakukan tinjauan langsung pada Kamis siang (12/12).
Menurutnya status perumahan yang belum mengantongi izin menyulitkan pihak Pemerintah Kota untuk melakukan perawatan fasilitas umum.
“Ini pengembang belum ada ijin sehingga bagaimana kita mau melakukan penanganan-penanganan seperti membuat tanggul yang baik. Pertama belum ada izin, kedua kan harusnya ada penyerahan BAST aset dan fasos, nah ini ijin saja belum,” ungkapnya.
Sehingga ke depan pihaknya meminta kepada para pengembang untuk mentaati aturan dan tidak membohongi konsumen. Mbak Ita juga meminta jajarannya untuk lebih memberikan perhatian dan pengawasan terhadap ijin pengembang perumahan.
“Ini saya juga minta pada teman-teman dari Distaru, dari Satpol PP, termasuk nanti juga pengawasan dari camat dan lurah,” tegas Mbak Ita.
Meski demikian, Mbak Ita menegaskan jika pihaknya tak akan lepas tangan dan akan mengutamakan warga.
“Meski sebenarnya belum izin tapi karena ini force major ya, karena ini bencana akhirnya teman-teman dari PU, teman-teman dari Damkar, dari Disperkim, termasuk Pak Camat dan BPBD ini kan semua memberikan bantuan untuk warga termasuk melakukan penanganan,” imbuhnya lebih lanjut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Suwarto, menjelaskan bahwa timnya telah mengambil langkah darurat untuk menangani talud yang ambrol.
“Agar air tidak meluap terlebih dahulu apabila terjadi hujan lagi, DPU dan BBWS akan melakukan penanganan darurat dengan sandbag terlebih dahulu,” terang Suwarto. Bahkan upaya reaksi cepat juga telah berlangsung seperti penyiapan dapur umum dan pemompaan air oleh BPBD dan Damkar sejak Rabu malam.
Ia menambahkan bahwa pengembang perumahan akan diundang untuk duduk bersama menyelesaikan masalah tanggul secara permanen.
"Karena tanggul ini masih menjadi tanggung jawab pengembang, kami akan mendesak agar segera dilakukan penanganan yang sesuai," katanya.
Sementara Trisno, Ketua RT 8 RW 9 Kelurahan Meteseh juga berharap agar ke depan ada solusi pembuatan talud permanen.
“Saya juga mewakili warga di sini ingin adanya penguatan talud. Karena kita kan di sini gak 1-2 tahun. Di sini kita pengen terus gitu,” ujar Trisno.
Dengan serangkaian langkah responsif yang telah dilakukan, Pemkot Semarang terus berkomitmen untuk menangani permasalahan banjir, termasuk mendesak para pengembang agar mematuhi aturan dan melengkapi perizinan yang diperlukan.
Editor : Maulana Salman