JAKARTA, iNewsSemarang.id – Ada sejumlah keuntungan Timnas Indonesia mengontrak Patrick Kluivert . Pelatih asal Belanda itu dikontrak PSSI selama dua tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun.
Belum juga bertugas, tapi sudah banyak yang meragukan kualitas Melatih Patrick Kluivert. Ia diragukan karena tidak memiliki rekam jejak bagus saat bertugas sebagai pelatih kepala.
Namun, jika pun Patrick Kluivert memiliki kelemahan, sejatinya dapat ditutupi oleh sang asisten, Alex Pastoor. Sosok yang satu ini pernah membawa tiga klub berbeda promosi ke Eredivisie, sehingga secara kualitasnya tak pernah diragukan lagi.
Menurut penelusuran Okezone, setidaknya ada tiga keuntungan yang didapat Timnas Indonesia setelah PSSI mengontrak Patrick Kluivert.
Keuntungan Timnas Indonesia kontrak Patrick Kluivert:
1. Pemain Keturunan Dijamin Respek
Pemain-pemain keturunan seperti Mees Hilgers, Jay Idzes hingga Kevin Diks dijamin respek kepada Patrick Kluivert. Sebab, Patrick Kluivert merupakan salah satu pesepakbola ternama di era kejayaannya (1994-2002).
Alhasil, isu perpecahan di ruang ganti di Timnas Indonesia yang beredar dalam beberapa hari terakhir disinyalir takkan tercipta di bawah asuhan Patrick Kluivert. Sebab, Kevin Diks dan kawan-kawan dijamin segan untuk berbuat macam-macam.
2. Asah Striker Lebih Tajam
Status Patrick Kluivert sebagai salah satu penyerang tajam di masanya, praktis membantu Timnas Indonesia yang minim penyerang berkualitas. Pemain-pemain seperti Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick dan Ole Romeny bisa belajar banyak dari Patrick Kluivert yang berstatus top skor Piala Eropa 2000.
3. Magnet Pemain Keturunan
PSSI mengatakan, salah satu tugas Patrick Kluivert adalah melobi pemain keturunan yang belum bisa dibujuk PSSI. Berkat nama besat Patrick Kluivert, pemain top seperti Ian Maatsen (Aston Villa) yang berharga Rp534 mliar bisa saja gabung Timnas Indonesia.
"Dengan head coach level yang seperti ini, nanti dia juga yang akan melobi pemain-pemain diaspora yang selama ini mungkin belum terbujuk untuk mau masuk ke kita (Indonesia)," kata Arya Sinulingga pada Selasa, 7 Januari 2025.
Editor : Ahmad Antoni