get app
inews
Aa Text
Read Next : Polri Gelar Apel Kasatwil 2024 di Akpol, Fokus Wujudkan Keamanan Dalam Negeri

Polemik Band Sukatani Diduga Diintimidasi Polisi, Ini Kata Motivator Muda dan Aktivis Internasional

Senin, 24 Februari 2025 | 08:47 WIB
header img
Motivator Muda dan Aktivis Internasional, Syafii Efendi (kiri). Foto A.Antoni

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Motivator Muda dan Aktivis Internasional, Syafii Efendi ikut menyoroti kontroversi Band Sukatani yang viral di media sosial usai menyampaikan permintaan maaf kepada polisi atas lagu berjudul Bayar Bayar Bayar.

Menurutnya, band Sukatani ini sebagai wujud protes masyarakat dalam bentuk nyanyian. “ini bagus, karena ini terbuka. Nah polisi pun harus mengoreksi diri, sistem dalam diperbaiki, oknum-oknum yang belok-belok ini ditempelengi, harusnya begitu,” tukas Syafii di sela acara  Seminar Internasional ASEAN Youth Movement 2025 di Auditorium Prof Wuryanto Unnes, Semarang, Minggu (23/2025).  

Acara seminar bertajuk “Membangun Mentalitas Pemuda Indonesia Unggul dan Berdaya Saing Global” ini digelar DPD Wirausaha Muda Nusantara (WIMNUS) Jateng bekerjasama Gerakan Kewirausahaan Nasional dan HIPMI Perguruan Tinggi Unnes.

Dia menjelaskan, negara produk demokrasi ini merupakan hasil perang dunia II, dimana pemenang perang dunia kedua itu pemenangnya Amerika dan ara Amerika untuk menguasai dunia pakai sistem yang namanya demokrasi.

“Nah demokrasi itu membuat sistem pengamanan lebih melebar daripada demiliteristik. Jadi kalau negara militer itu presiden langsung militer, polisi tidak bergerak dia hanya jadi pengaman saja,” ujar Syafii.

“Tapi di negara demokrasi dia bisa di banyak tempat. Ini yang cenderung diselewengkan dan ini sebenarnya sudah lama, positioning ini sudah lama. Apalagi Ketika dwi fungsi ABRI dicabut, itu membuat polisi ada di banyak posisi,” ujar Presiden of OIC Youth Indonesia ini.

Pertayannnya apakah ini menjadi kekuatan atau kelemahan, tergantung oknumnya. “Jadi saya lebih setuju chasnya ini diarahkan kepada oknum. Karena saya punya teman polisi yang baik-baik juga,” katanya.

Tapi kemungkinan polisi untuk melakukan banyak gerakan di negara demokrasi memang tinggi. Di Amerika, sebut dia, FBI itu kemana-mana karena dia dekat dengan politik, dekat dengan masyarakat. 

“Bayangin setiap pemilihan (Pemilu), polisi ada dimana coba? Harusnya memihak keadilan, tapi ini kan sudah diselewengkan karena dia ada dimana-mana. Itu produk dari perang dunia kedua, produk Amerika. Jadi ini sudah lama,” bebernya.

Menurut dia, negara militer gampang dikudeta, karena militernya terlalu dekat dengan kepala negara dan memegang pasukan. Tapi negara demokrasi beda. “Ya ini resikonya, resiko sistem negara demokrasi ya begini, ini hasil produk perang dunia kedua,” ucapnya.

“Makanya jangan kalah. Kalau kita ingin punya negara hebat jangan kalah. Negara kalah akan diatur negara menang, karena menang pemenang itu akan mengambil semuanya,” ujar I nternational Public Speaker ini.

Diketahui, empat anggota Subdit I Direktorat Reserse Siber Biro (Ditressiber) Polda Jatang yang diduga mengintimidasi Band Sukatani  masih diperiksa Propam Polri. Mereka diperiksa terkait polemik Band Sukatani dengan lagunya Bayar Bayar Bayar yang mengkritik Polri.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto mengatakan, hingga saat ini pemeriksaan terhadap empat anggota polisi itu masih berlangsung.

“Divisi Propam Polri menegaskan bahwa saat ini proses pemeriksaan oleh Biro Paminal Divisi Propam Polri masih berlangsung, terkait dugaan intimidasi oleh anggota Ditressiber Polda Jateng,” ungkap Artanto, Minggu (23/2).

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut