get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Ulat Buah Ditemukan saat Pembagian MBG di SMPN 1 Semarang, Penyedia Makanan Ngaku Kecolongan

Puluhan Paket MBG di Kudus Ditemukan Tak Layak Konsumsi, Kodim 0722 Turun Tangan

Rabu, 23 April 2025 | 07:56 WIB
header img
Siswa SMA 1 Kudus, Jawa Tengah, mengemas luncbox program Makan Bergizi Gratis (MBG) usai disantap para siswa, Selasa (22/4/2025). (Antara)

KUDUS, iNewsSemarang.id - Kodim 0722/Kudus merespons cepat atas temuan menu makan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak layak konsumsi. Kodim langsung memanggil kepala dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus sebagai pihak yang bertanggung jawab atas temuan tersebut

"Selain memanggil SPPG BGN Mitra Jepangpakis, kami juga memanggil SPPG Dapur BGN Mitra Mandiri Yayasan Ponpes Al Chalimi untuk memastikan temuan menu makan di SMA 1 Kudus," kata Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0722/Kudus Mayor Inf Muhlisin dikutip dari Antara, Selasa (22/4).

Ia mengungkapkan kepala dapur yang bertanggung jawab penuh dievaluasi secara menyeluruh oleh Komandan Kodim (Dandim) 0722/Kudus Letkol Inf Hermawan Setya Budi dengan harapan tidak ada lagi kasus serupa, karena dari sisi pendanaan maupun personel juga dipenuhi.

Bahkan, kata dia, sebelum ditugaskan di SPPG Dapur BGN Mitra Jepang Pakis juga mengikuti pelatihan kerja di SPPG Ponpes Nashrul Ummah Kudus yang bertugas di Kecamatan Mejobo selama satu bulan.

Untuk jumlah personel di SPPG tersebut, kata dia, sebanyak 50 orang, termasuk kepala dapur, ahli gizi, dan akuntan selain petugas teknis lainnya. Seharusnya tidak ada permasalahan dan semakin sempurna karena sudah berjalan beberapa hari.

"Komitmen Badan Gizi Nasional (BGN) juga jelas, baik teknis penyediaan bahan makanan, pengolahan dan penyajiannya. Sesuai standar operasional tidak boleh lebih dari 3 jam setelah diolah harus sudah sampai di sekolah tujuan," ujarnya.

Apalagi, kata dia, ada sekolah yang meminta pukul 08.00 WIB untuk PAUD/TK, serta ada yang pukul 11.00 atau 11.30 WIB. Jarak juga sudah dipetakan, sehingga pengiriman juga sudah bisa diprediksi secara tepat.

Ia menganggap permasalahan di SMA 1 Kudus murni karena kepala dapur kurang teliti dalam pengolahan dan penyajian, sehingga kepala dapurnya diminta belajar di SPPG Nasrul Ummah yang dinilai selama ini sudah berjalan dengan baik.

"Kodim Kudus juga memerintahkan Danramil dan Babinsa setempat untuk menempel di SPPG BGN Mitra Jepangpakis, meskipun sebelumnya juga sudah ada perintah pengawasan hingga makanan yang disajikan sampai ke sekolah sasaran," ujarnya.

Wakil Kepala SMA 1 Kudus Sulistyani mengakui di sekolahnya memang terdapat puluhan paket MBG yang kurang layak konsumsi, sehingga siswa tidak mau memakannya.

Pihak sekolah juga sudah disampaikan kepada SPPG BGN Mitra Jepangpakis, baik terkait nasi yang belum matang sempurna, tumis kacang terdapat ulat, ayam hingga buah yang berbau kurang sedap.

Pelaksanaan MBG di SMA 1 Kudus berlangsung sejak 14 April 2025 dengan menyasar siswa kelas X dan XI dengan jumlah siswa 823 orang.

Musyaffa, salah satu siswa SMA 1 Kudus kelas XI mengakui pernah mendapatkan menu makan dengan bau yang tidak sedap, terutama ayamnya. Sedangkan sayurnya kurang matang dan tempe juga terasa asam.

"Untuk nasi tidak ada permasalahan. Sedangkan yang bermasalah hanya ayam dan tempe. Untuk hari ini (22/4) tidak ada permasalahan," ujarnya.

Terkait temuan ulat pada tumis kacang, kata dia, yang menemukan adik kelas, sedangkan dirinya tidak ada keluhan.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut