get app
inews
Aa Text
Read Next : Kabar Duka! Gitaris Seringai Ricky Siahaan Tutup Usia

Kabar Duka, Mbok Yem Pemilik Warung Legendaris di Puncak Gunung Lawu Meninggal Dunia

Rabu, 23 April 2025 | 18:39 WIB
header img
Mbok Yem, saat ditandu turun karena mau berlebaran di rumah beberapa waktu lalu. Foto: tangkapan layar Instagram @jun_alwii.

MAGETAN, iNewsSemarang.id - Kabar duka, Mbok Yem, perempuan lanjut usia (lansia) pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu, meninggal dunia, Rabu (23/4/2025).

Mbok Yem yang memiliki nama asli Wagiyem wafat di kediamannya, Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Sebelumnya, Mbok Yem sempat dirawat di RSU Siti Aisyiyah, Ponorogo. Mbok Yem meninggal di usia 82 tahun diduga karena mengalami pneumonia akut atau radang paru-paru yang menyerang saluran pernapasannya.

Perjalanan Hidup Mbok Yem
Mulanya, Mbok Yem adalah seorang penjual jamu, yang mencari bahan-bahan jamunya di sekitar Gunung Lawu bersama sang suami. Namun, setelah kematian sang suami, untuk mencari bahan-bahan jamu kemudian tugas tersebut digantikan oleh putranya. 

Awalnya Mbok Yem tidak memiliki rencana untuk membangun warung di puncak Lawu, namun setelah bertemu dengan seorang pendaki gunung, Mbok Yem membangun rumah sekaligus warungnya guna memenuhi kebutuhan logistik dari para pendaki gunung.

Hal paling mengesankan lagi, Mbok Yem memiliki peliharaan berupa seekor monyet di warungnya yang dinamakan “Temon Aditya”. Meskipun ada sang anak dan satu orang pekerja yang biasa membantu Mbok Yem di warung, hampir sebagian besar hari-hari Mbok Yem hanyalah seorang diri di atas puncak Lawu.

Bahkan, saat virus Covid-19 lalu menerpa Indonesia, Mbok Yem tetap bertahan di atas puncak gunung Lawu seorang diri. Hingga akhirnya jalur pendakian Lawu dibuka kembali, dan Mbok Yem melakukan rutinitasnya kembali untuk berjualan nasi pecel.

Dibantu porter bawa bahan makanan
Di masa awal-awal berjualan di Gunung Lawu, Mbok Yem melakukan segala hal seperti membawa bahan makanannya ke puncak hanya ditemani oleh sang anak angkat, pak Muis. 

Namun seiring bertambahnya usia, fisik Mbok Yem sudah tak dapat lagi melakukan hal fisik yang berat, sehingga dia meminta porter untuk membawa seluruh bahan makanannya ke atas. Untuk ongkos jasa porter ini, Mbok Yem harus merogoh kocek lumayan besar yaitu Rp500.000.

Mbok Yem Hanya Turun Gunung saat Lebaran
Mengingat kondisi fisik Mbok Yem yang sudah tak lagi memungkinkan menjajaki turunan terjal dari Gunung Lawu, untuk mencapai ke kaki gunung Mbok Yem harus ditandu dua orang dengan biaya per orangnya sebesar satu juta rupiah. 

Diketahui juga Mbok Yem hanya turun ketika Lebaran Idul Fitri. Mbok Yem mengaku tak ingin menjadi beban bagi para anak-anaknya, sehingga dengan berjualan di puncak Lawu sangat membantu mewujudkan keinginannya tersebut.


 

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut