Ritual Unik, Pemuda Diuji Tiduri Perempuan, yang Haid Diasingkan

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Sebuah ritual unik wajib dilakukan seorang pemuda Suku Kalash Pakistan. Mereka dalam menjalani serangkaian ujian yang diberikan salah satunya harus meniduri seorang perempuan.

Suku Kalash berada di Distrik, Chitral, Pakistan. Lokasi ini di dekat perbatasan Afganistan. 

Lokasi menuju ke lokasi cukup berbahaya. Bagi para wisatawan mancanegara harus dikawal polisi agar selamat sampai tujuan.

Pada tahap pertama, para pemudah harus diasingkan dari kampung dalam waktu yang lumayan lama. Saat pergi dari rumah, pemuda dibekali seekor kambing untuk menjalani ujian itu. 

Dalam masa pengasingan, mereka harus memakan daging dan susu kambing untuk dapat bertahan hidup.

Jika dianggap lolos ujian ini, maka pemuda itu harus menjalani ritual berikutnya. Ritual inilah yang dianggap sebagau tradisi unik di Suku Kalash.

Dalam ujian lanjutan ini, pemuda harus melakukan hubungan badan dengan wanita yang ada di desa. Wanita yang akan ditiduri, bisa yang berstatus single atau pun bersuami. 

Tradisi inilah yang membuat masyarakat kebingungan. Meskipun begitu, Suku Kalash tetap menjaga ritual-ritual tersebut. 

Sementara itu, perempuan Suku Kalash yang terkenal kecantikannya. Mereka pun menjalani tradisi unik dalam kehidupannya. 

Saat mereka sedang datang bulan ataupun hamil, maka mereka akan diusir dari lingkungan. Mereka tidak diperbolehkan dijenguk, bahkan sekadar untuk bersentuhan saja. Para perempuan tidak boleh pulang sebelum selesai masa haid.

Selain budaya pengasingan itu, ada tradisi lain bagi para pemuda di antaranya praktik Suri Jagek atau ritual mengamati bulan. Ritual asli Suku Kalash ini dimasukkan ke dalam daftar 'Warisan Budaya Tak berbenda' atau Intangible Culture Heritage oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di tanggal 28 November 2018.

Demikianlah penjelasan mengenai tradisi meniduri wanita Suku Kalash Pakistan. Semoga makin menambah khazanah keilmuan kamu.

Editor : Agus Riyadi