get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Muhammad Cecep Abdullah, Ikhlas Bersih-bersih Masjid Berujung Diundang Haji oleh Kerajaan Arab

Bacaan Niat Puasa Arafah, Tata Cara dan Keutamaannya

Rabu, 04 Juni 2025 | 14:56 WIB
header img
Umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji dianjurkan melaksanakan puasa sunnah Arafah pada 9 Dzulhijjah yang merupakan Hari Arafah. (ilustrasi/IST)

JAKARTA, iNewsSemarang - Umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji dianjurkan melaksanakan puasa sunnah Arafah pada 9 Dzulhijjah yang merupakan Hari Arafah.

Puasa Arafah memiliki beberapa keutamaan. Salah satunya, puasa Arafah menghapus dosa-dosa selama dua tahun.

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa Arafah (9 Dzulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharam) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu". (HR Muslim).

Lantas bagaimana tata cara puasa dan bacaan niat puasa Arafahini? Dikutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), berikut penjelasannya:

Tata Cara Puasa Arafah

1. Niat
Niat puasa Arafah bisa dalam hati maupun dilafazkan. Alangkah baiknya niat dilakukan saat malam hari sampai sebelum terbit fajar. Namun apabila lupa membaca niat hingga pagi hari, tetap bisa berpuasa sebelum melakukan hal-hal yang membatalkan.

Niat puasa Arafah di malam hari sampai sebelum terbit fajar: Bacaan niatnya

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى


Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati Arafah lillahi ta'ala.

Artinya: Aku berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT. Niat puasa Arafah di pagi hari sampai sebelum tergelincir matahari:
Atau bacaan:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى


Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah ta'ala.

2. Sahur
Sama seperti puasa Ramadan, sahur sangat dianjurkan sebelum puasa Arafah. Sahur bisa menjadi kebaikan dan keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa. Bagi seseorang yang tidak sahur karena terkendala sesuatu, tetap bisa menjalankan puasa dan dianggap sah.

3. Menjauhi Hal yang Membatalkan Puasa
Saat menjalankan puasa Arafah, harus menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Seperti makan dan minum dengan sengaja, melakukan hubungan suami istri, muntah dengan sengaja, dan lain lain. Sedangkan hal yang dapat membuat pahala puasa menghilang yakni marah-marah, ghibah, dan lain sebagainya.

4. Menyegerakan Berbuka Puasa
Saat menjalankan puasa baik wajib maupun sunah, apabila sudah memasuki waktu berbuka harap menyegerakan berbuka puasa. Itu seperti yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

Hari Arafah dan Keutamaannya
Puasa Arafah dilaksanakan pada saat kaum muslimin yang melakukan ibadah haji berkumpul wukuf di padang Arafah. Karenanya kegiatan tersebut disebut sebagai Hari Arafah.

Hari Arafah menjadi salah satu hari istimewa, karena pada hari itu Allah membanggakan para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah di hadapan para malaikat-Nya. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

"Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, ‘Apa yang dikehendaki oleh mereka ini?‘" (HR. Muslim)

Karena itulah, tidak aneh jika kaum muslimin yang tidak wukuf di Arafah disyariatkan berpuasa satu hari Arafah ini dengan janji keutamaan yang sangat besar. Seperti diungkapkan dalam hadis berikut:

Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ


"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Hadis ini menyebutkan keistimewaan dan keutamaan dari puasa Arafah , yakni :

1. Besarnya pahala puasa tersebut pada sisi Allah karena disebutkan pahalanya adalah menghapuskan dosa dua tahun.

2. Puasa Arafah diperintahkan kepada orang yang tidak berhaji sedangkan orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melakukan puasa ini, bahkan yang sesuai sunnah mereka (jamaah haji) tidak berpuasa Arafah karena mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Ummul Fadhl binti al-Harits, ia berkata, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.' Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.' Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Juga hadis berikut :

"Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Boleh melakukan puasa Arafah pada hari Jum'at walaupun berpuasa pada hari Jum'at saja tanpa diikuti dengan puasa pada hari sebelum dan sesudahnya. Begitu pula boleh berpuasa pada hari Sabtu walau bersendirian karena puasa Arafah pada hari Sabtu adalah puasa yang punya sebab.

4. Dosa yang terampuni adalah dosa kecil (ash-shaghair). Adapun dosa besar (al-kabair) seperti zina, maka riba, sihir, dan lainnya mesti dengan taubat untuk menghapusnya, tidak cukup dengan melakukan amalan saleh semata. Demikian pendapat dari jumhur atau kebanyakan ulama.

Namun Syaikhu Islam Ibnu Taimiyah masih berpendapat pengampunan dosa di sini adalah dosa kecil dan dosa besar, sebagaimana bahasan beliau dalam Majmu'ah Al-Fatawa.

5. Disunnahkan bagi setiap muslim dan muslimah untuk semangat berdoa pada hari Arafah karena berharap doa-doanya diijabahi (dikabulkan), karena kondisi orang yang berpuasa juga adalah kondisi mustajabnya doa. Doa ketika berbuka puasa juga adalah doa yang lebih mudah untuk dikabulkan.

6. Disunnahkan bertakbir ba'da salat Subuh pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga hari tasyrik yang terakhir (13 Dzulhijjah, pada waktu Ashar). Ucapan takbirnya adalah: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Illalah Wallahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahil Hamd.

Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya, "Hadis apa yang mendukung amalan takbir dari salat Subuh pada hari Arafah hingga hari tasyrik yang terakhir?" Jawab beliau, "Dalilnya adalah ijma' (kata sepakat para ulama), didukung dengan pendapat ‘Umar, ‘Ali, Ibnu ‘Abbas, Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu. (Lihat Al-Mughni, Al-Majmu' Imam Nawawi, Irwa' Al-Ghalil)

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, "

غَدَوْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ مِنًى إِلَى عَرَفَاتٍ مِنَّا الْمُلَبِّى وَمِنَّا الْمُكَبِّرُ

"Kami pagi-pagi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Mina menuju Arafah, di antara kami ada yang bertalbiyah dan di antara kami ada yang bertakbir." (HR. Muslim) (

Sementara Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

أَصَحُّ الْأَقْوَالِ فِي التَّكْبِيرِ الَّذِي عَلَيْهِ جُمْهُورُ السَّلَفِ وَالْفُقَهَاءِ مِنْ الصَّحَابَةِ وَالْأَئِمَّةِ : أَنْ يُكَبِّرَ مِنْ فَجْرِ يَوْمِ عَرَفَةَ إلَى آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ عَقِبَ كُلِّ صَلَاةٍ

"Pendapat yang paling tepat dalam waktu bertakbir yang dipegang oleh jumhur salaf dan fuqaha dari kalangan sahabat dan ulama mazhab, adalah dari waktu fajar pada hari Arafah hingga hari tasyrik terakhir setiap ba'da salat." (Majmu'ah Al-Fatawa)

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut