get app
inews
Aa Text
Read Next : BMKG Ungkap 48 Persen Wilayah RI Masuk Musim Kemarau, 2 Daerah Masih Berpotensi Banjir

Gerhana Bulan Total Selimuti Indonesia 7-8 September 2025, Berikut Fakta-faktanya

Minggu, 07 September 2025 | 05:48 WIB
header img
Ilustrasi fenomena gerhana bulan total akan terjadi 7-8 September 2025. Foto: Istimewa

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Gerhana bulan total bakal menyelimuti langit Indonesia pada 7-8 September 2025. Seperti apa fakta-fakta fenomena alam ini?

Gerhana Bulan merupakan peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. 

Ketika puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah jika langit cerah. Warna merah pada bulan disebabkan oleh hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi

Berikut fakta-fakta gerhana bulan total selimuti Indonesia 7-8 September 2025

1. Bisa Diamati di Suluruh Wilayah
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gerhana bulan total ini bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia. Gerhana akan dimulai pada malam, 7 September 2025 pukul 23.27 WIB hingga pukul 02.56 WIB keesokan harinya, 8 September 2025. Fase total gerhana terjadi pukul 00.30 - 01.54 WIB.

2. Durasi Gerhana Bulan Total
Durasi gerhana dari fase gerhana mulai hingga gerhana berakhir akan terjadi selama 5 jam 26 menit 39 detik. Sedangkan durasi parsialitas, yakni lama waktu dari fase gerhana sebagian mulai hingga gerhana sebagian berakhir, terjadi selama 3 jam 29 menit 24 detik.

3. Tidak Ada Kaitan dengan Gempa
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gerhana bulan tidak memiliki keterkaitan dengan terjadinya gempa bumi. Gaya gravitasi bulan dan matahari hanya memberi tekanan kecil pada kerak bumi (earth tides). "Efek ini sangat kecil dibanding energi yang tersimpan di zona patahan. Jadi, tidak ada bukti ilmiah bahwa gerhana bulan memicu gempa bumi," ujar Daryono dalam keterangannya, Sabtu (6/9/2025).

4. Air Laut Pasang
Gaya gravitasi bulan dan matahari berpengaruh terhadap pasang surut air laut Saat gerhana bulan total terjadi air laut akan naik. "Gaya gravitasi bulan dan matahari memang memengaruhi pasang surut laut," kata Daryono. Fenomena Alam Langka, Corn Moon dan Gerhana Bulan Total Akan Muncul Bersamaan di Langit Indonesia. 

5. Bersamaan dengan Corn Moon
Tahun ini, Corn Moon hadir beriringan dengan gerhana bulan total, menciptakan pemandangan langka memadukan keindahan bulan purnama dengan fenomena Blood Moon, saat Bulan tampak kemerahan akibat bayangan Bumi.

Corn Moon atau yang dikenal dengan sebutan bulan purnama akan menghiasi angkasa dan memikat mata masyarakat. Istilah ini merujuk pada bulan purnama yang muncul saat musim panen jagung di belahan bumi utara, sebuah tradisi penamaan yang telah diwariskan sejak berabad-abad lalu.

Lebih lanjut, Corn Moon merupakan sebutan tradisional bagi bulan purnama yang hadir setiap September. Berdasarkan catatan The Old Farmer's Almanac, nama ini berakar dari budaya masyarakat asli Amerika dan Eropa yang menjadikannya sebagai penanda waktu panen, khususnya jagung yang matang di musim gugur. 

Sama seperti Strawberry Moon pada Juni atau Harvest Moon pada September–Oktober, Corn Moon memiliki dimensi historis yang erat kaitannya dengan aktivitas pertanian kuno.

Secara astronomis, Corn Moon tidak berbeda dari bulan purnama biasa, namun nilai budaya yang melekat menjadikannya fenomena yang dinanti setiap tahun.

Menurut laporan Time and Date, puncak Corn Moon akan terjadi pada Minggu, 7 September 2025, ketika posisi Bulan berseberangan dengan Matahari sehingga permukaannya memantulkan cahaya penuh ke Bumi. 

Di Indonesia, momen ini terjadi pada malam hari dan akan berlanjut hingga dini hari Senin, 8 September 2025.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut