get app
inews
Aa Text
Read Next : Mobil Listrik Ini Mendadak Terbakar saat Dikendarai di Jalan, Penumpang Panik Selamatkan Diri

Fakta Mengejutkan! Eks Karyawan Sebut Bandara IMIP Dibangun untuk Mobilisasi TKA China

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:54 WIB
header img
Pengakuan mantan karyawan IMIP. (Foto: iNews)

JAKARTA, iNewsSemarag.id – Fakta mengejutkan diungkap oleh mantan karyawan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terkait bandara IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang kini menjadi polemik karena diduga tanpa dilengkapi otoritas negara. 

Dia menyebut bahwa bandara itu dibangun untuk memobilisasi para tenaga kerja asing (TKA) China yang bekerja di perusahaan tersebut.

"Sebenarnya memang bandara itu diniatkan untuk mempermudah mobilisasi para tenaga kerja asing (China)," ungkap pria yang tidak disebutkan namanya itu secara eksklusif dalam program Rakyat Bersuara bertajuk Ada Bandara 'Hantu', Tanpa Otoritas Negara? di iNews, Selasa (2/12/2025).

Karyawan itu membeberkan sebelum bandara tersebut dibangun, mobilisasi para tenaga kerja dilakukan dengan rute yang sangat panjang.

"Selama saya di sana itu mobilisasi dilakukan menggunakan pesawat komersial dari Beijing ke Soetta, terus dari Soetta ke Bandara Halu Oleo Kendari, lalu dilanjutkan jalan darat sampai ke Teluk Kendari. Dari Teluk Kendari berganti menjadi speedboat sampai ke pelabuhan privat. Jadi sangat mahal biayanya," ungkapnya.

Menurutnya, para TKA China yang dimobilisasi tergolong banyak. Bahkan menyentuh 50-100 orang per hari. "Sekali perjalanan itu rata-rata antara 50-100 orang, setiap hari, TKA China, setiap hari," kata dia.

Dia mengatakan para TKA China itu bekerja di semua lini, mulai dari tukang sapu hingga level pimpinan.

"Mereka tidak hanya di level pimpinan, ada yang jadi tukang sapu, ada operator excavator, ada pegawai pelabuhan," katanya.

Berdasarkan hasil diskusi dengan direktur operasional saat itu, kata dia, IMIP memiliki komitmen dengan pemertinah China untuk mempekerjakan para warga negara tersebut.

"Jadi semua pengusaha-pengusaha China di seluruh dunia itu mewajibkan mempekerjakan para warga negaranya. Sampai level paling bawah yang tidak punya skill pun harus dipekerjakan. Bahkan mereka tidak menguasai bahasa mandarinnya, pakai bahasa di Tiongkok pun dia harus akomodir," ujarnya.

Meski begitu, dia mengaku mendapat informasi Bandara IMIP tidak melayani penerbangan internasional. Mobilitas para TKA China dilakukan dengan penerbangan domestik dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten dan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

"Yang saya dengar informasinya dari rekan saya di dalam, itu dari Soekarno-Hatta dan Samratulangi. (Dari luar negeri) gak ada. Informasinya langsung begitu cuma memang mobilisasinya dari sana ke bandara," kata dia.

Sebelumnya, Diketahui, polemik bandara ini bermula dari aksi Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin yang mendatangi lokasi dan menggelar latihan tempur gabungan di kawasan tambang nikel IMIP.

Usai kegiatan tersebut, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menyoroti bahwa Bandara IMIP tidak memiliki petugas dari pemerintah, yang memicu isu liar tentang adanya ‘negara dalam negara’.

"Bandara yang tidak memiliki perangkat negara di dalamnya adalah sebuah anomali dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita harus tegakkan regulasi, tetapi ternyata masih ada celah kerawanan yang dapat mengganggu kedaulatan ekonomi, bahkan stabilitas nasional,” tegasnya.

Editor : Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut