Logo Network
Network

Pakar Unnes Dorong Modernisasi Pertanian sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Ahmad Antoni
.
Selasa, 12 April 2022 | 15:25 WIB
Pakar Unnes Dorong Modernisasi Pertanian sebagai Penggerak Ekonomi Nasional
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong penerapan sistem pertanian dengan peralatan modern. Foto: dok Pemprov Jateng

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti, mengatakan modernisasi pertanian tidak hanya dilakukan pada sisi hulu pertanian saja, tetapi dari sisi hilir juga harus dikembangkan.

"Melihat kondisi yang ada saat ini, produktivitas pertanian konvensional masih rendah dan belum efisien. Penggunaan Alsintan modern tentu dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya dengan biasa input yang lebih rendah serta waktu pengerjaan yang lebih cepat," katanya kepada media, baru-baru ini.

Menurutnya alat dan mesin pertanian (Alsintan) pascapanen dapat meningkatkan nilai tambah komoditi hasil pertanian, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Di sisi lain, modernisasi pertanian dapat berjalan dengan lancar apabila diringi dengan infrastruktur pertanian memadai. Karena, lanjut Sucihatiningsih, pengadaan infrastruktur pertanian tentu akan dapat meningkatkan hasil pertanian.

"Alat pertanian modern seperti traktor misalnya, mampu mengolah tanah dengan cepat dan hasil pengolahan yang baik sehingga komoditas pertanian dapat tumbuh semakin subur," ungkapnya.

Selain itu, kata dia, Alsintan di bagian irigasi juga dapat membantu mendapatkan hasil produksi yang baik. Seperti yang terjadi saat ini bahwa masa tanam pertanian yang memiliki irigasi yang baik dapat panen padi sebanyak 3 kali dalam setahun.

"Alat irigasi modern yang ada seperti mesin pompa air sibel dapat membantu petani lebih produktif dalam menanam padi karena meskipun musim kemarau, sawah tadah hujan tidak lagi kesulitan dalam memperoleh air dengan adanya mesin pompa air sibel,” ujar Prof Sucihatiningsih.

“Sementara Alsintan di pengolahan pasca panen seperti mesin penggorengan (freezing frying) kripik komoditas, mesin pembuat tepung umbi-umbian dan lainnya perlu dikembangkan untuk dapat memberikan nilai tambah bagi produk pertanian," ujarnya.

Terkait penggunaan alsintan yang bersumber dari buatan dalam negeri, Kata Sucihatiningsih, gerakan cinta produk dalam negeri merupakan suatu hal yang positif agar kita tidak bergantung pada impor alsintan dari luar negeri.

"Alasannya adalah impor alsinten dari luar negeri dapat mengurangi cadangan devisa di Indonesia. Selain itu, jika impor Alsintan terus dilakukan maka masa depan industri alsintan dari dalam negeri dapat terancam," tutupnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) memfokuskan pada empat aspek guna mencapai pertanian yang maju dan modern. Salah satunya, pada pengembangan dan penerapan mekanisasi serta percepatan pemanfaatan inovasi teknologi.

"Pertanian Indonesia maju, mandiri, dan modern telah memasuki era industri 4.0. Untuk itu, sektor pertanian perlu beradaptasi dengan melakukan modernisasi alsintan," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Menurutnya, Alsintan tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjadi ciri pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern.

Editor : Sulhanudin Attar

Follow Berita iNews Semarang di Google News

Bagikan Artikel Ini