KENDAL, iNewsSemarang.id - Setiap malam tujuhbelasan, warga di kampung-kampung senantiasa menggelar barikan. Acara barikan merupakan tradisi turun-temurun yang biasa dilakukan warga Kendal di malam kemerdekaan.
Barikan atau tasyakuran ini merupakan wujud syukur kepada para pahlawan kemerdekaan yang telah rela mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Tradisi seperti ini hampir digelar merata di setiap kampung-kampung di Kabupaten Kendal. Warga berbondong-bondong ke mushola maupun berkumpul di gang-gang kampung dengan membawa jajanan atau makanan ringan.
Jajanan tersebut dikumpulkan kemudian dikemas dalam plastik dan dibagikan pada semua warga yang hadir. Selain itu, ada juga ingkung dan tumpeng serta makanan lain seperti bubur merah putih, buah maupun nasi kluban.
Seperti yang dilakukan warga Desa Brangsong RT 6 RW 2 Kecamatan Brangsong. Warga menggelar barikan ini di serambi mushola yang berdiri di tengah kampung.
Dalam acara tersebut, tokoh agama terlebih dahulu mengajak berdoa bersama dan dilanjutkan dengan tausyiah tentang sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebagai anak bangsa yang tidak ikut berjuang, tinggal menikmati kemerdekaan maka masyarakat diajak mensyukuri atas perjuangan para pahlawan, sekaligus memberikan doa bagi arwah para pahlawan yang gugur di medan perang.
Ketua RT 6 Mustaghfirin mengatakan, tradisi ini sudah dilakukan sejak nenek moyang sehingga anak cucu tinggal meneruskan.
"Ini tradisi turun-temurun, kita lestarikan untuk mensyukuri kemerdekaan dan mendoakan agar para pahlawan yang telah gugur mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT," katanya, Selasa (16/8/2022) malam.
Dia menjelaskan, setelah acara doa bersama dan tausyiah selesai, semua jajanan, nasi tumpeng dan ingkung kemudian dimakan bersama-sama.
"Dengan makan bersama ini menunjukkan bahwa jiwa kita selalu bersama dan NKRI harga mati," tutupnya.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait