JAKARTA, iNewsSemarang.id - Bareskrim hingga saat ini belum membuka ke publik motif dari pembunuhan sadis Irjen Ferdy Sambo terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat. Muncul dugaan kasus itu dilatar belakangi hubungan sesama jenis antara Sambo dan Brigadir J.
Indikasi jika motif pembunuhan itu LGBT kali pertama disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD. Meski tidak menyebut secara gamblang, namun sudah tersirat dari pernyataannya setelah Ferdy Sambo cs ditetapkan menjadi tersangka.
“Cerita-cerita laporan pemeriksaan itu yang mengerikan, mengerikan campur menjijikkan. Makanya saya bilang sensitif,” ucap Mahfud MD.
Ketua Indonesia Police Watch, Sugeng Teguh Santoso ikut memberikan makna diksi dari kata 'menjijikkan'.
“Tapi pernyataan itu (LGBT) terwakili dengan pernyataan Dedi Prasetyo. Kasihan kedua belah pihak (keluarga). Si Pak Mahfud mengatakan, motif ini 18 tahun ke atas. Menjijikkan," ujar Sugeng.
Menurut Sugeng, diksi tersebut selayaknya disematkan untuk perbuatan yang tak lazim di masyarakat seperti LGBT bukan perselingkuhan.
"Menjijikkan. Nah menjijikkan itu apa? Kalau misalnya selingkuh, tidak menjijikkan. Selingkuh itu sesuatu yang biasa kalau dia hiperseksual. Tapi kalau konteks seksual yang menjijikkan itu dalam sosial kita yang tidak bisa diterima, ya LGBT,” tandas Sugeng.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait