CIANJUR, iNewsSemarang.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur menyebutkan ada puluhan warga yang menjadi korban bencana alam gempa bumi terindikasi mengalami gangguan jiwa. Indikasi tersebut didasarkan pada hasil pemeriksaan kesehatan jiwa sejak minggu pertama pascagempa Cianjur.
Pasalnya, gempa bumi magnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin 21 November 2022 lalu, menyisakan luka cukup mendalam bagi warga. Selain kehilangan tempat tinggal dan harta benda, ratusan warga kehilangan anggota keluarga mereka.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur Irvan Nur Fauzi mengatakan, sebanyak 21 orang terindikasi mengalami gangguan jiwa. Kondisi itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan jiwa yang dilaksanakan Dinkes Cianjur sejak minggu pertama pascagempa bumi.
"Warga yang mengalami gangguan jiwa tersebut didominasi oleh orang dewasa yang berada di Kecamatan Cugenang," kata Kadinkes Cianjur.
Irvan Nur Fauzi menyatakan, 21 yang terindikasi mengalami gangguan jiwa itu sudah ditangani. Tiga diantaranya di rujuk ke RSUD Marzuki dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jawa Barat di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Sementara sisanya hanya memerlukan pengobatan di posko pengungsian yang didampingi oleh tim kesehatan dan keluarga dalam pengawasan minum obat," ujar Irvan Nur Fauzi.
Tidak hanya itu ditemukan juga sejumlah warga pengungsi lainnya mengalami gangguan mental emosional.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur sebenyak 336 orang. Saat ini, masih lima korban belum ditemukan.
Sedangkan berdasarkan data Pemkab Cianjur, total korban meninggal menjadi 604 orang. Menurut laporan keluarga korban, tersisa 6 orang belum ditemukan, diduga terkubur longsoran.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait