JAKARTA. iNews.id - Ada tiga ciri-ciri orang yang hidup dalam kepulauan maritim menurut Gus Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, ciri-ciri tersebut adalah berbaik sangka kepada tuhan, manusia dan persaudaraan kemanusiaan.
Gus Yahya (sapaan ketua umum PBNU) menyebut bahwa karakter yang dimiliki masyarakat Indonesia itu dapat menjadi modal kekuatan dalam menyongsong peradaban di masa yang akan datang.
"Tapi dengan karakter maritim ini insya Allah kita punya modal untuk mengarungi perjuangan itu," kata Gus Yahya dalam harlah NU ke 96 di Labuan Bajo, NTT yang disiarkan secara daring, Sabtu (5/2/2022).
Ciri pertama, Gus Yahya menyebut orang maritim senantiasa berbaik sangka kepada Tuhan. Misalnya, saat nelayan yang berani pergi ke tengah lautan menempuh segala macam kekuatan alam yang tidak diketahuinya.
"Para nelayan pergi ke tengah laut kalau sudah di sana mana, barat, utara tidak tahu apa yang kita hadapi. Tapi orang laut berani karena berbaik sangka terhadap Tuhan. Apalagi di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian tidak ada modal yang penting selain berbaik sangka kepada Tuhan," ujar dia.
Ciri kedua adalah berbaik sangka kepada manusia. Menurutnya, orang maritim bersedia berbagi dengan siapa saja di tengah kejahatan manusia, tetap berbaik sangka bahwa manusia mempunyai nurani, akal sehat dan naluri.
"Karena peradaban yang kita cita-citakan untuk seluruh manusia sehingga tidak ada pilihan lain selain berbaik sangka kepada manusia. Kita kemudian tidak pilih-pilih dalam bekerjasama dan berbagi," ujarnya.
Terakhir berbaik sangka terhadap persaudaraan kemanusiaan. Gus Yahya menyampaikan sejak Muktamar NU tahun 1984, NU telah menyatakan komitmennya untuk berkhidmat bagi semua. Di mana, bukan hanya berkhidmat NU dan Indonesia tetapi juga seluruh kemanusiaan di dunia.
"Kewajiban untuk berpegang teguh bukan hanya pada prinsip ukhuwah islamiyah tapi juga ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan antara saudara sebangsa dan ukhuwah basyariyah di antara sesama," ujarnya.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait