Bacaan Sholat Idul Adha dari Takbir hingga Salam Lengkap dengan Tata Caranya

Kastolani Marzuki
Bacaan sholat Idul Adha dari takbir hingga salam lengkap yang perlu umat muslim ketahui sekaligus mengingat kembali agar semakin khusyuk melaksanakan sholat sunnah. (Dok)

JAKARTA, iNewsSemarang.id – Berikut ini bacaan sholat Idul Adha dari takbir hingga salam lengkap yang perlu umat muslim ketahui sekaligus mengingat kembali agar semakin khusyuk melaksanakan sholat sunnah.

Hukum Sholat Idul Adha adalah sunnah muakkadah yang menjadi salah satu syi'ar keagamaan (syi'ar min sya'air al-Islam). 

Sholat Idul Adha ini disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, di kediaman maupun sedang bepergian (musafir), berjamaah maupun secara sendiri. 

Sholat Idul Adha dilaksanakan di waktu dhuha dan tidak dilakukan bila telah lewat Dzuhur. Kalau pun terlewat dan mau diqadha', waktunya keesokan harinya pada saat dhuha'.

Dari Abu Umair bin Anas bin Malik ia berkata: “Paman-pamanku dari kalangan Anshor yang termasuk sahabat Rasulullah SAW pernah menceritakan padaku: Mereka berkata,“Hilal bulan Syawal pernah tertutupi sehingga kami tidak bisa melihatnya, kemudian besoknya kami melaksanakan shaum, kemudian menjelang sore datang sekelompok kafilah dan bersaksi di hadapan Nabi SAW bahwa mereka melihat hilal kemarin. Maka Rasulullah SAW memerintahkan mereka untuk berbuka dan pergi untuk melaksankan shalat Ied esok harinya” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat MA menjelaskan, sholat Idul Adha dianjurkan untuk dilaksanakan lebih siang dibandingkan shalat Idul Adha. Dasarnya adalah hadits Nabi SAW :

أنَّ رَسُول اللَّهِ كَتَبَ إِلَى بَعْضِ الصَّحَابَةِ : أَنْ يُقَدِّمَ صَلاَةَ الأْضْحَى وَيُؤَخِّرَ صَلاَةَ الْفِطْرِ

Bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepada beberapa shahabatnya untuk memajukan waktu shalat Adha dan mengakhirkan waktu shalat fithr. (HR. Asy-Syafi'i).

Para ulama berbeda pendapat dalam hukum shalat Idul Fithr di dalam masjid. Jumhur ulama memandang lebih utama shalat Idul Adha di lapangan, sedangkan mazhab Asy-Syafi'iyah memandang lebih utama di masjid.

Sebelum shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dulu. Hal ini berbeda dengan sholat Idul Fitri yang dianjurkan untuk makan sejak shubuh hingga selesai shalat. Baru setelah itu disunnahkan makan, yaitu makan daging sembelihan.

Bacaan Sholat Idul Adha dari Takbir hingga Salam

Sholat Idul Adha dikerjakan dengan dua rakaat. Pada rakaat pertama  membaca takbir 7 takbir kali dan di rakaat kedua membaca takbir 5 kali.

Sholat Idul Adha tidak diawali dengan azan dan iqomah melainkan dengan seruan asholaatul jaam'iah. Yakni seruan untuk melaksanakan sholat berjamaah yang dikumandangkan Bilal.

1. Membaca Niat 

Niat sholat Idul Adha berjamaah:

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا /إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

"Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta'aalaa"

Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala."

Niat sholat Idul Adha Munfarid (sendiri):

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ للهِ تَعَالَى

"Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa"

Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta'ala."

2. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.

3. Membaca Doa Iftitah

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

“Allaahu akbar Kabiraa Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”

Artinya: Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”

4. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

5. Membaca surah al-Fatihah


 

Editor : Ahmad Antoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network