Potret Tradisi Sadranan Sendang Gede Pucung: Kirab Budaya, Saling Siram hingga Bakar Ayam

Ahmad Antoni
Warga mmenguras air sendang dalam tradisi Sadranan Sendang Gede Pucung di Pudakpayung, Banyumanik, Kota Semarang, Jumat (14/2/2025). (foto-foto: A.Antoni)

SEMARANG, iNewsSemarang.id – Ratusan warga kembali menggelar tradisi Kirab Budaya dan Sadranan Sendang Gede Pucung, Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jumat (14/2/2025). Tradisi diawali dengan kirab budaya menuju sendang (mata air).

Kirab yang diikuti anak-anak, remaja hingga orang tua ini digelar untuk kali pertama dalam tradisi turun temurun dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan

Usai kirab dilanjutkan dengan saling siram membersihkan sendang, menyembeli ayam  kemudian memasaknya dengan cara dibakar, dan diakhiri makan bersama di area lokasi sendang.

Tradisi penyembelihan sebanyak 100 ekor ayam, menguras dan membersihkan sendang ini dilakukan setiap tahun pada Jumat Pahing berdasarkan penanggalan Jawa sebagai simbol pembersihan diri sebelum datangnya bulan suci Ramadhan sekaligus melestarikan budaya leluhur. 

Sunarmin, tokoh masyarakat Pudakpayung menjelaskan bahwa tradisi sadranan sendang sebagai rasa ungkapan rasa syukur. Karena selama ini Sedang Gede Pucung menjadi sumber kehidupan warga setempat.

“Ungkapan rasa syukur kami diwujudkan dengan membersihkan sendang. Sebab sumber mata air ini menjadi urat nadi yang memenuhi kebutuhan masyarakat baik untuk konsumsi maupun pertanian,” ungkap Sunarmin.

Menurutnya, tradisi Sadranan Sendang Gede Pucung di Kelurahan Pundakpayung rutin dilaksanakan dua pekan menjelang bulan Ramadan. Tradisi ini juga diharapakan bisa merekatkan tali silaturahmi sesama masyarakat Kelurahan Pundakpayung.

“Untuk menyongsong bulan Ramadan ini kita harus menata diri, ikhlas dan gembira. Semua itu terkandung semua dalam tradisi nyadran di Sendang Gede Pucung,” ujarnya.

Sementara, Camat Banyumanik, Eka Kriswati mendukung penuh kegiatan tradisi Sadranan Sendang Gede Pucung. Menurutnya, tradisi menyambut bulan Ramadan ini harus terus dijaga dan dilestarikan.

“Di Kelurahan Pundakpayung ini ada beberapa sendang dan makam leluhur. Jadi setiap mau bulan Ramadan, mereka menggelar sadranan (nyadran) yang bertujuan untuk mendoakan para leluhur agar kita semua diberikan keselamatan dan kesejahteraan,” ujarnya.


 

Editor : Ahmad Antoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network