SEMARANG, iNewsSemarang.id – Pedagang gorengan di Kabupaten Semarang terpaksa menaikkan harga jual agar tidak merugi.
Jika sebelumnya gorengan dijual Rp 500 per buah, sekarang dijual tiap 3 buah gorengan Rp 2 ribu.
Hal itu dilakukan karena tingginya harga minyak goreng. Untuk menutup biaya produksi, para pedagang gorengan akhirnya memilih untuk menaikkan harga jual.
"Sekarang harga minyak goreng antara Rp24.00 hingga Rp25.000 per liter. Agar biaya operasional bisa tertutup, saya naikkan harga jual gorengan Rp2.000 dapat tiga. Itu hanya untuk menutup modal minyak goreng," kata pedagang gorengan di Tengaran, Kabupaten Semarang, Sumiyati, Sabtu (19/3/2022).
Sebelumnya, Sumiyati menjual gorengan dengan harga Rp500 per satuan. Semenjak harga gorengannya dinaikkan, dirinya tidak berani menggoreng dalam jumlah banyak.
"Sekarang gorengnya dari sedikit-sedikit. Kalau ada pembeli baru digorengkan sesuai pesanan. Ini yang bisa saya lakukan untuk menekan kerugian. Sebab sejak harga saya naikkan omzet sedikit berkurang," ujarnya.
Menurutnya, konsumen bisa memahami kondisi ini. Namun konsumen juga akan mengurangi pembelian gorengan.
"Konsumen saya rata-rata karyawan pabrik. Kalau harga-harga mulai naik, tentunya mereka juga akan mengurangi jajan. Ya semoga saja usaha ini bisa tetap berjalan," ucapnya.
Sejumlah pedagang ayam dan ikan goreng mengaku kebingungan untuk menjual dagangannya. Sebab modal naik, namun untuk saat ini belum berani menaikkan harga jual.
"Kalau ayam dan ikannya saya belum berani menaikkan. Untuk menutup modal, yang saya naikkan nasinya," ujar Joko (32) pedagang ayam goreng.
Dia berharap, harga minyak goreng bisa turun. Sebab kenaikkan harga sangat berpengaruh pada usahanya.
"Saya hanya bisa berharap, harga minyak goreng bisa turun agar usaha ini bisa tetap lancar,” katanya.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait