SEMARANG, iNewsSemarang.id – Peningkatan investasi dari berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan sektor swasta mendorong perbaikan ekonomi di Jawa Tengah. Hal itu didukung dengan melandainya pandemi COVID-19 yang dibarengi dengan meningkatnya kinerja ekspor luar negeri, peningkatan investasi, dan meningkatnya kapasitas produksi serta pembangunan pabrik/gedung baru.
"Perekonomian Jateng tumbuh 3,32 persen (yoy) atau lebih baik dibandingkan 2020 yang terkontraksi 2,65 persen (yoy). Selain didorong peningkatan kinerja ekspor yang tumbuh 55,43 persen (yoy), perbaikan ekonomi ini didorong oleh peningkatan investasi yang bersumber dari berbagai proyek strategis nasional dan dari sektor swasta," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwi Saputra pada acara Capaciity Building Wartawan di Solo, baru-baru ini.
Rahmat menyebutkan sejumlah proyek strategis nasional tersebut di antaranya, Tol Semarang-Demak, Tol Jogja-Bawen, Tol Solo-Jogja, dan kawasan industri. Sementara dari sektor swasta, banyak perusahaan swasta yang meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah pembangunan pabrik/gedung baru.
Sejumlah perusahaan tersebut antara lain PT Parkland perusahaan alas kaki asal Korea Selatan yang menanamkan investasi untuk membangun industri alas kaki di Pati senilai US$ 75 juta pada 2022.
Selain itu, produsen alas kaki lain seperti PT BIG dan PT Hwa Seung serta produsen TPT (PT SAI Apparel) akan merealisasikan investasi pembangunan pabrik/gedung baru untuk penambahan kapasitas produksi.
Beberapa perusahaan asing juga telah melakukan ground breaking pada 2021 dan akan melanjutkan pembangunan pada 2022 seperti PT. KCC Glass, Cosmos Indo Ink, Rumah Keramik Indonesia, Energik Volts Motor Indonesia, Window Shutter Indonesia, Tawada Medical Equipment Manufacturer di KIT Batang dan akan beroperasi pada 2023.
Pada triwulan I tahun 2022, lanjut Rahmat, pemulihan ekonomi Jateng diperkirakan berlanjut meskipun dengan tingkat yang lebih rendah karena dibarengi tingginya konsumsi rumah tangga, sementara pendapatan belum meningkat dan adanya penerapan PPKM untuk mengatasi penyebaran COVID-19 yang diperkirakan menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
"Hasil survei konsumen menunjukkan indeks keyakinan konsumen pada Februari 2022 lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2021," katanya.
Rahmat menambahkan dengan berbagai perkembangan dan asumsi, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2022 diperkirakan di kisaran 4,6 persen sampai 5,4 persen (yoy) atau lebih baik dibandingkan 2021 yang berada pada 3,32 persen (yoy).
"Hal itu didorong oleh akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, stimulus kebijakan Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait lainnya yang terus berlanjut, serta perbaikan perekonomian global yang akan meningkatkan ekspor luar negeri Jawa Tengah," katanya.
Hadir dalam acara tersebut Deputi Kepala Perwakilan Bi Jateng M Firdauz Muttaqin, Kepala Perwakilan BI Solo Nugroho Joko Prastowo, Kepala Divisi Substansi Task Force G20, Departemen Internasional Bank Indonesia Diah Esti Handayani, Kepala Divisi Implementasi KEKDA Agus Seno Aji.
Dalam kesempatan tersebut Diah Esti Handayani menjelaskan mengenai Peran BI dalam Presidensi G20 secara daring dan pelatihan mengenai mengelola keuangan oleh Annisa Steviani yang dilakukan secara luring.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait