Sempat Cemas Ditolak Warga, Mantan Anggota ISIS Ini Jadi Guru Agama dan Buka Usaha Kaligrafi

Riezky Maulana
Yusuf Abdur Rahman, mantan anggota ISIS, yang kini menjadi guru mengajar Al Qur'an dan bahasa Arab. Dia juga terus berkarya menyalurkan hobinya menulis kaligrafi. Foto: Tangkapan layar Youtube BNPT.

JAKARTA, iNewsSemarang.id – Jalan hidup seseorang tidak ada yang tahu. Seperti Yusuf Abdur Rahman, mantan narapidana terorisme yang sempat cemas bakal ditolak warga, nyatanya kini malah jadi guru sambil menekuni hobinya membuka usaha kaligrafi.

Ya, Yusuf pernah bergabung dengan kelompok ISIS. Dia pun pernah berpindah-pindah tahanan selama menjalani hukuman sebagai narapidana terorisme.

Dia sempat ditahan di Rutan Mako Brimob, kemudian Lapas Gunung Sindur dan bahkan salah satu lapas paling ketat di Indonesia yakni Nusakambangan. Terakhir, dia menjadi warga binaan di Lapas Sentul, Bogor sebelum akhirnya bebas.

Selama menjalani masa tahanan di Lapas Sentul, Yusuf mengikuti pembinaan selama 4 hari. Di hari Senin dia mendapatkan materi wawasan kebangsaan, lalu pada hari Selasa menjalani pembinaan agama. Pada hari Rabu ada pembinaan wirausaha dan Kamis ada pendampingan psikologi.

"Selama di Lapas Sentul saya dapat banyak pembinaan dari petugas dan juga kakak pembina. Utamanya saya mengikuti pembinaan sebagai wirausaha yang kemudian saya mengikuti bidang kaligrafi," ujar Yusuf dalam video YouTube BNPT, dikutip Minggu (20/3/2022).

Yusuf mengaku sempat takut selepas bebas nanti dia tak akan diterima lagi di lingkungan sekitarnya. Namun, dugaan itu tidak benar-benar terjadi. Sebab saat pria asal Boyolali ini menghirup bebas, justru malah sambutan positif yang didapatkannya. Para tetangga pun menyatakan rindu akan kehadirannya, terutama saat bulan Ramadan.

"Respons lingkungan sekitar kepada saya ketika saya bebas dari Lapas Sentul, yang pertama kangen ya. Jadi saya dicari, 'mas mas kok lama nggak keliatan', Idul Fitri biasanya ngimamin nggak ada, salat jemaah nggak ada dan momen Ramadan lainnya," ucapnya.

Kini, keseharian Yusuf dipenuhi banyak hal bermanfaat. Dia menjadi pengajar di salah satu Madrasah Ibtidaiyah di Sukoharjo, Jawa Tengah. Mata pelajaran yang diajarkannya adalah Alquran dan Bahasa Arab.

"Di tiap akhir pekan saya pulang ke Boyolali untuk membantu orang tua jualan mi ayam bakso," jelasnya.

Kesibukan Yusuf lainnya yakni membuat kaligrafi dan lukisan ketika ada pesanan pelanggan. Dirinya tertarik dengan kaligrafi ketika berada di dalam lapas. "Saya mulai mendalami kaligrafi, bertemu pembina yang didatangkan BNPT untuk memperbaiki dan memperbagus seni saya," ungkapnya.

Dia menjelaskan, pesanan kaligrafi yang dibuatnya dibanderol sesuai dengan bahan dan tingkat kesulitan. Menurut dia, bahan triplek cenderung lebih murah ketimbang kanvas.

"Pemasaran kaligrafi selama ini masih terbatas pada WhatsApp saja. Rencana saya mau dipasarkan di Instagram dan Facebook tapi masih by process," tuturnya.

Yusuf pun berpesan kepada narapidana terorisme lain agar jangan berputus asa dengan apa yang terjadi. Dia mengatakan, jangan selalu menengok ke masa lalu namun coba tengok masa depan.

"Tetap jadi diri sendiri dan jangan terlalu memikirkan apa kata orang, terlebih kesan negatif, jangan terlalu dimasukan ke hati. Tetap optimis dan tetap berkarya. Kita jaga negara kita jadi negara damai dan sejahtera," ujarnya.

Editor : Sulhanudin Attar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network