Pemkot Semarang Terima Hasil Kajian Pengembangan Koridor Hijau dari ITDP dan UKPACT, Apa Saja?

Ahmad Antoni
Pemkot Semarang telah menerima hasil kajian Pengembangan Koridor Hijau dari ITDP Indonesia yang mendapat dukungan dari Inggris melalui program UK PACT. (Ist)

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Pemkot Semarang telah menerima hasil kajian Pengembangan Koridor Hijau dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia yang mendapat dukungan dari Inggris melalui program UK Partnering for Accelerated Climate Transitions (UK PACT). 

Berdasarkan kajian tersebut, rute uji coba bus listrik di Kota Semarang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 42,9% per tahun.

Kajian tersebut dipresentasikan oleh Gonggomtua Sitanggang, Direktur ITDP Asia Tenggara, kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang Budi Prakosa dan juga dihadiri Plt. Direktur Sistem dan Layanan Integrasi Transportasi Antar Moda dari Direktorat Jenderal Integrasi dan Transportasi Multimoda Sigit Irfansyah dan Cities and Transport Lead Kedutaan Besar Inggris Jakarta, Maria Renny Herdanti.

Koridor Hijau merupakan konsep transportasi yang dirancang untuk mengintegrasikan langkah-langkah kebijakan yang memprioritaskan mobilitas rendah emisi di rute-rute kota yang telah ditentukan. 

Konsep ini mendorong peralihan dari penggunaan kendaraan pribadi ke moda transportasi massal, dengan tujuan mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas udara. 

Strategi utama meliputi perluasan transportasi umum dan fasilitas yang dapat diandalkan, peningkatan infrastruktur pejalan kaki dan pesepeda, pengelolaan parkir yang efektif, dan pembatasan penggunaan kendaraan bermotor pribadi.

“Kota Semarang berkomitmen terhadap pengembangan transportasi berkelanjutan sebagaimana diamanatkan melalui Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Perhubungan yang menetapkan alokasi anggaran minimal 5% dari APBD untuk sektor transportasi,” kata Kepala Bappeda Kota Semarang, Budi Prakosa,  dalam keterangannya, Kamis (8/5/2025)

“Pemerintah Kota Semarang menyambut baik rekomendasi ITDP dalam pengembangan Koridor Hijau yang sejalan dengan arah pembangunan kota, termasuk di dalamnya adalah pengembangan jalur khusus (dedicated line) BRT dan infrastruktur transportasi tidak bermotor,” ujarnya.

Plt. Direktur Sistem dan Layanan Integrasi Transportasi Antar Moda dari Dirjen Integrasi dan Transportasi Multimoda Sigit Irfansyah menegaskan, komitmen Kota Semarang dalam memperkuat pendanaan transportasi melalui regulasi yang jelas perlu diapresiasi dan dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain, khususnya di Bodetabek, dalam mendorong sistem mobilitas yang berkelanjutan. 

“Dalam lima tahun ke depan, diharapkan semakin banyak koridor angkutan umum yang berkembang, dengan peningkatan kualitas layanan, pembangunan jalur sepeda, kebijakan parkir yang lebih efektif, dan sistem transportasi yang terintegrasi. Semoga program ini dapat dieksekusi dengan baik, dan ITDP akan terus mendampingi Kota Semarang dalam perjalanan tersebut,” katanya.

Pemkot Semarang telah menunjukkan komitmennya terhadap mobilitas perkotaan berkelanjutan dengan mengalokasikan setidaknya 5% dari APBD-nya untuk mensubsidi layanan angkutan umum dan memperkenalkan Trans Semarang, sesuai dengan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2024. Komitmen ini menempatkan Semarang sebagai kota percontohan dalam memajukan inisiatif Koridor Hijau.

Direktur Pembangunan Internasional Inggris untuk Indonesia Amanda McLoughlin menambahkan, Inggris berkomitmen untuk mencapai target iklim yang ambisius, termasuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius guna memastikan bumi yang layak huni. Mendukung pengembangan Koridor Hijau untuk kota-kota berkelanjutan, seperti yang ada di Semarang, sangatlah penting untuk misi ini. 

“Kami yakin inisiatif ini akan membantu menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih hijau, lebih inklusif, dan terhubung, sehingga meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat,” ujarnya.

Dalam jangka pendek, pengembangan Koridor Hijau akan memprioritaskan persimpangan Koridor Trans Semarang I dan IV yang direkomendasikan sebagai rute uji coba bus listrik. Pemerintah Kota Semarang akan fokus dalam menyusun regulasi, meningkatkan kualitas armada dan layanan, revitalisasi halte bus untuk aksesibilitas yang lebih baik, dan penguatan kebijakan pengelolaan parkir.

Sementara itu, Direktur ITDP Asia Tenggara Gonggomtua Sitanggang menegaskan bahwa transportasi umum tidak cukup untuk mengatasi kemacetan dan polusi udara di kota. Aksesibilitas, inklusivitas, dan kebijakan yang mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi juga diperlukan. 

“Koridor Hijau merupakan langkah strategis yang memprioritaskan mobilitas rendah emisi seperti angkutan umum, berjalan kaki, dan bersepeda dalam skala koridor, yang dipadukan dengan strategi push dan pull. Berfokus pada area yang terbatas juga memungkinkan evaluasi dan penyempurnaan sebelum menerapkannya dalam skala yang lebih besar,” ujarnya.

Diketahui, kegiatan yang digelar pada 29 April 2025 ini juga dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi untuk berbagi wawasan melalui kunjungan lapangan tentang praktik terbaik dalam transportasi umum berkelanjutan, termasuk manajemen operasional, fasilitas layanan, dan inovasi ramah lingkungan.
 

Editor : Ahmad Antoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network