SEMARANG, iNewsSemarang.id - Literasi keuangan bagi masyarakat harus terus dibangun. Hal ini untuk meminimalisir adanya korban berbagai modus penipuan.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengatakan, literasi keuangan membantu masyarakat memahami risiko kejahatan keuangan seperti penipuan, pencucian uang, dan investasi bodong, sehingga dapat melindungi diri dan aset mereka.
“Literasi keuangan ini harus ditingkatkan. Sehingga masyarakat semakin memahami akan adanya ancaman-ancaman penipuan itu,” ungkapnya, Sabtu (17/5).
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK Tahun 2022, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%.
Satu sisi, Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) Jateng mencatat 6.526 laporan penipuan keuangan berdasarkan data dari Indonesia Anti Scam Center (IASC), per Februari 2025.
Laporan tertinggi adalah penipuan transaksi belanja online atau jual beli online, disusul penipuan keuangan lainnya serta penipuan investasi maupun iming-iming mendapat hadiah.
Sarif menambahkan, perkembangan teknologi saat ini, membuat dunia serasa dalam genggaman. Namun ancaman penipuan juga semakin tinggi.
“Sehingga literasi, pemahaman keuangan menjadi penting agar masyarakat lebih cerdas dalam mengelola keuangan,” jelas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Lewat literasi keuangan, kata Sarif, masyarakat bisa memahami dengan benar manfaat dan risiko, mengetahui hak dan kewajiban serta meyakini bahwa produk dan layanan jasa keuangan yang dipilih dapat memberi manfaat positif.
“Literasi keuangan juga membantu individu mengenali modus dan tanda-tanda penipuan, sekaligus bisa mengelola keuangan dengan baik,” tandasnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait
