Kisah Sintong Panjaitan, Rebut Gedung RRI dari PKI Malah Ditegur dan Diledek Sarwo Edhi

iNews
Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Ada sebuah kisah menarik yang dialami Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan saat Operasi penyebuan pasukan RPKAD (kini Kopassus) ke gedung Radio Republik Indonesia (RRI) yang dikuasai PKI pada 1 Oktober 1965. 

Sintong yang kala itu telah berhasil menguasai gedung RRI malah mendapat teguran keras, hingga diledek Komandan RPKAD Sarwo Edhi Wibowo. Pada saat itu, dirinya yang masih berpangkat Letda semestinya diterjunkan ke Kuching, Malaysia untuk melakukan operasi tempur bergabung dalam kompi Lettu Inf Feisal Tanjung.

Namun mendadak penerjunan itu dibatalkan. Kompi Feisal Tanjung dikembalikan sebagai pasukan regular dan akan dilibatkan pada operasi penumpasan G30 S/PKI. 

Malam sebelumnya terjadi peristiwa berdarah yakni penculikan para jenderal TNI AD. Pagi itu di Jakarta suasana masih mencekam.  

Sintong selanjutnya diberikan tugas baru untuk merebut RRI dan kantor Telkom yang dikuasai PKI. Setelah jam ditentukan, Sintong dan pasukannya bergerak cepat masuk RRI. Sempat terjadi baku tembak sebentar. Namun sejumlah orang pro PKI lantas mundur. 

“Setelah mereka mundur, kami masuk ke dalam. Kami lalu tangkap semua orang termasuk kru-kru radio di dalam,” kata Sintong dalam podcast yang diunggah di akun Youtube Puspen TNI. 

Dengan telah dikuasainya RRI, Sintong pun melapor ke atasannya, Lettu Feisal Tanjung dan Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Namun anehnya, kata Sintong, Sarwo Edhie justru menegur keras. 

“Kau harus laporan yang benar,” kata Sintong. 

Semula dia bingung karena merasa telah berhasil merebut RRI. Belakangan diketahui pangkal hardikan Sarwo Edhie ternyata gara-gara siaran PKI masih terus berkumandang dari radio. Setelah ditelisik diketahuilah tape recorder siaran itu masih berputar. 

Hampir saja Sintong menghancurkan tapa recorder itu. Namun aksinya dicegah oleh salah seorang karyawan di sana. Karyawan itu memberitahu semua alat siaran mahal harganya. 

Staf RRI itu lantas mematikan siaran tersebut. Setelah siaran berhenti, Sintong pun melapor kembali ke Sarwo Edhie. Kali ini Sarwo memujinya. 

“Iya lah, (laporan) yang benar, sekarang sudah berhenti,” kata alumnus Akmil 1963 ini. 

Sintong menceritakan, pada satu kesempatan dirinya bertemu Sarwo Edhie. Tentara kelahiran Purworejo itu kembali menanyakan apa yang sesungguhnya terjadi di RRI. Sintong pun menceritakan operasi penyerbuan itu berhasil, namun ada satu tape recorder yang masih berputar dan tak ada yang tahu cara mematikan. Atas jawaban itu, Sarwo pun meledek Sintong. 

“Ah kau, orang kampung kau,” katanya, menirukan.

Editor : Agus Riyadi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network