get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkot Semarang Luncurkan Inovasi "10 Kandri Baru" untuk Tingkatkan Pariwisata Lokal

Hapus Ikatan Budaya, Parlemen Ukraina Siapkan UU Larang Buku dan Musik Rusia di Negaranya

Senin, 20 Juni 2022 | 08:43 WIB
header img
Bendera Ukraina (kiri) berkibar berdampingan dengan bendera Rusia (ilustrasi). Foto: Reuters

KIEV, iNewsSemarang.id – Dampak perang Rusia-Ukraina makin melebar. Parlemen Ukraina mengusulkan dua undang-undang (UU) yang akan menerapkan pembatasan ketat terhadap buku-buku dan musik Rusia, Minggu (19/6/2022). UU itu muncul di saat Ukraina berusaha untuk memutuskan banyak ikatan budaya yang tersisa antara kedua negara pascaserangan militer Moskow.

Reuters melansir, salah satu dari UU tersebut bakal melarang pencetakan buku oleh warga Rusia, kecuali jika mereka bersedia melepaskan paspor Rusia dan mengambil kewarganegaraan Ukraina. Larangan itu hanya akan berlaku bagi mereka yang memegang kewarganegaraan Rusia setelah runtuhnya kekuasaan Uni Soviet pada 1991.

UU itu juga memuat larangan impor komersial buku-buku yang dicetak di Rusia, Belarusia, dan wilayah Ukraina yang diduduki. Sementara itu, ada pula aturan mengenai izin khusus yang harus dimiliki pengimpor buku-buku dalam Bahasa Rusia dari negara lain mana saja.

Berikutnya, UU yang satunya lagi akan melarang pemutaran musik oleh warga Rusia, baik di media maupun transportasi umum. UU itu juga memerintahkan stasiun televisi dan radio untuk meningkatkan kuota pidato dan konten musik berbahasa Ukraina dalam siaran mereka.

Agar bisa berlaku secara efektif, kedua UU tersebut harus ditandatangani oleh Presiden Volodymyr Zelensky. Sampai sejauh ini, tidak ada indikasi bahwa sang presiden menentangnya.

Menteri Kebudayaan Ukraina, Oleksandr Tkachenko, mengaku senang menyambut kehadiran UU itu.

“Undang-undang itu dirancang untuk membantu para penulis Ukraina berbagi konten berkualitas dengan khalayak seluas mungkin, yang setelah invasi Rusia tidak menerima produk kreatif Rusia apa pun secara fisik,” kata Tkachenko, seperti dikutip situs web kabinet Ukraina.

Derusifikasi

Munculnya UU baru itu menjadi babak terbaru dalam perjalanan panjang Ukraina untuk melepaskan ikatan budayanya dengan Moskow yang sudah diwariskan selama ratusan tahun.

Ukraina menganggap proses tersebut—yang sebelumnya disebut sebagai “dekomunikasi” dan sekarang lebih sering disebut “derusifikasi”—diperlukan untuk membatalkan berbagai kebijakan yang bertujuan menghancurkan identitas Ukraina. Menurut Kiev, kondisi semacam itu sudah berlangsung selama berabad-abad.

Rusia jelas tidak setuju. Moskow mengatakan, kebijakan Kiev untuk membudayakan Bahasa Ukraina dalam kehidupan sehari-hari bakal menindas sejumlah besar penutur bahasa Rusia di Ukraina.

Derusifikasi di Ukraina mendapatkan momentumnya setelah Rusia menginvasi Krimea pada 2014 dan memberikan dukungan kepada kelompok separatis di Donbas. Namun, proses pelepasan budaya Rusia itu kini berada dalam dimensi baru sejak dimulainya agresi militer Moskow sejak 24 Februari lalu.

Ratusan lokasi di Ibu Kota Kiev, telah ditetapkan untuk diganti namanya ke dalam Bahasa Ukraina untuk melepaskan hubungan mereka dengan Rusia.

Tak hanya itu, sebuah monumen era Soviet untuk mengenang persahabatan rakyat Ukraina dan rakyat Rusia pun telah dirobohkan pada April lalu. Perobohan monumen tersebut disambut sorak-sorai dari masyarakat Ukraina.

Editor : Sulhanudin Attar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut