Logo Network
Network

Resign dari Perusahaan, Ferry Unardi Sukses Dirikan Traveloka di Usia 24 Tahun

Ikhsan Permana SP
.
Minggu, 25 September 2022 | 09:34 WIB
Resign dari Perusahaan,  Ferry Unardi Sukses Dirikan Traveloka di Usia 24 Tahun
CEO dan CO Founder Traveloka Ferry Unardi. Foto : Instagram/@eastventures

JAKARTA, iNewsSemarang.idFerry Unardi adalah salah satu pendiri Traveloka, situs pemesanan tiket hotel hingga tiket pesawat. Traveloka yang saat ini sudah mendunia itu dirintis saat usianya menginjak 24 tahun, bersama dua sahabatnya.

Ide mengawali usaha datang ketika dia kesulitan saat akan pulang dari Indonesia. Saat itu, CEO Travaloka itu menempuh kuliah S2 di Harvard University. Dia melanjutkan kuliah setelah resign dari Microsoft,  di Seattle.

Dilansir dari berbagai sumber, Ferry lahir pada 16 Januari 1988 di kota Padang. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan Universitas. Tak tanggung-tanggung, ia memilih kuliah di Purdue University di Amerika Serikat. Ia mengambil jurusan Computer Science dan Engineering.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Ferry memutuskan untuk bekerja di Microsoft, Seattle. Disana dia bekerja sebagai seorang software engineer.

Setelah tiga tahun bekerja, Ferry berpikir dirinya sulit menjadi yang terbaik di Microsoft. Karena Ferry merasa bosan dengan pekerjaannya, dia mencoba terbang ke China untuk mencari pemikiran baru. Hasil pemikirannya adalah industri travel dan penerbangan.

Sebagai seorang insinyur (software engineer), Ferry merasa belum terlalu percaya diri memulai sebuah usaha rintisan (startup). Akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S2 Bisnis di Harvard University.

Setelah kuliahnya berjalan satu semester di Harvard University, Ferry tertarik untuk mengembangkan perusahaan startup.

Hal ini bermula dari mencari solusi untuk memecahkan permasalahannya sendiri saat ingin pulang ke Indonesia, di mana Ferry merasa kesulitan untuk memesan tiket pesawat. Di sini Ferry justru melihat ketidaknyamanan tersebut menjadi peluang bisnis.

Dari situ, Ferry meninggalkan studi S2-nya yang baru jalan satu semester itu dan memilih untuk mengembangkan sebuah mesin pencari tiket pesawat yang dapat diakses oleh semua orang.

Bersama dua sahabatnya, Derianto Kusuma dan Albert Zhang, Ferry akhirnya mendirikan Traveloka pada tahun 2012. Pada awal pendiriannya, Traveloka hanya menawarkan layanan pencari dan pembanding harga tiket pesawat. Meski begitu, situs tersebut tetap berguna bagi pengguna yang ingin membandingkan harga tiket ketika hendak bepergian

Tak lama kemudian, Ferry melihat peluang bisnis yang lain. Ternyata, masyarakat tidak hanya ingin membandingkan harga tiket saja, melainkan juga ingin melakukan pemesanan tiket secara online sehingga bersifat fleksibel.

Setahun kemudian, Ferry mantap untuk mengubah Traveloka menjadi situs pemesanan tiket pesawat. Meskipun inovasinya terlihat cemerlang, bukan berarti Traveloka tumbuh secara mudah.

Pada awal pendiriannya, Ferry harus bisa mempertahankan Traveloka dengan hanya memiliki delapan orang karyawan. Tak hanya itu, tidak sedikit maskapai penerbangan yang menolak kerja sama dengan Traveloka.

Namun Ferry memutuskan untuk tidak menyerah. Dia meyakinkan bahwa mereka juga harus adaptif dengan perkembangan teknologi baru pemesanan tiket. Pada akhirnya, usaha tersebut tidak sia-sia.

Selain banyak maskapai penerbangan yang bergabung, Traveloka juga mendapat pendanaan dari perusahaan venture capital, East Ventures pada tahun 2012 dan Global Founders Capital pada tahun 2013.

Bersama kedua rekannya, dia berhasil membangun dan mengembangkan perusahaannya hingga menjadi startup bertitel unicorn pada 2017.

Nilai valuasi perusahaan penyedia layanan pemesanan transportasi dan gaya hidup itu kini mencapai 3 miliar dolar AS. Tentu saja kemajuan Traveloka berdampak pada nilai kekayaan Ferry. Diketahui, Ferry memiliki harta kekayaan mencapai Rp2,09 triliun.

Selain termasuk dalam daftar 30 Under 30 untuk kategori Retail & E-Commerce versi Forbes, Ferry juga menjadi satu dari 150 orang dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Globe Asia yang dirilis tahun 2018. (mg arif)

Editor : Maulana Salman

Follow Berita iNews Semarang di Google News

Bagikan Artikel Ini