JAKARTA,iNewsSemarang.id- Ketua Gerakan Perempuan Berkebaya Indonesia, Rahmi Hidayati, mempertanyakan apakah empat negara di Asia Tenggara, Malaysia, Thailand, Singapura dan Brunei Darussalam bisa membuktikan apakah kebaya sudah ada di negaranya sejak 25 tahun lalu.
Sesuai yang ia ketahui bahwa kebaya itu berasal dari Indonesia. Cuma karena jarak Indonesia dengan negara-negara tersebut dekat, mereka bisa membeli kebaya dari Pulau Jawa atau Kalimantan.
“Sebenarnya kebaya itu kalau dilihat dari sisi sejarahnya ya asalnya dari Indonesia. Tapi nyatanya, concern UNESCO nggak disitu, tapi bagaimana suatu budaya dilestarikan sejak lama,” ujar Rahmi Hidayati.
Rahmi juga menyebut, langkah keempat negara tersebut bisa berdampak besar terhadap langkah Indonesia yang ingin maju sendirian untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO. Sebab, langkah Indonesia untuk menggaungkan Kebaya Goes To UNESCO akan kembali tertunda.
“Cuma kita kan nggak tau apakah negara-negara yang mengajukan ini bisa membuktikan untuk melestarikan suatu budaya itu, apakah bisa membuktikan bahwa 25 tahun yang lalu orang-orang disana sudah pakai kebaya, itu mereka berhak untuk mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda kepada UNESCO,” ujar dia..
Meski begitu, Indonesia bisa saja bergabung dengan keempat negara tersebut untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO. Namun, itu artinya Indonesia tak lagi menjadi negara yang satu-satunya memiliki warisan budaya tak benda berupa kebaya, bahkan bisa menjadi negara urutan kelima yang memiliki kebaya sebagai warisan budayanya.
“Jadi kita tetap bisa nih mau bergabung sama mereka, karena sebelumnya sudah didaftarkan atas empat negara ini. Jadi, mereka berhak mendaftarkan, nah kalau mereka mendaftar dan kalau sekarang kita juga mau mendaftarkan, bisa jadi kita posisinya di negara nomor lima,” kata Rahmi. (mg arif)
Editor : Maulana Salman