get app
inews
Aa Text
Read Next : Hari Tanpa Bayangan Akan Kembali Terjadi di Indonesia, Kapan?

BMKG: Sesar Lembang Bisa Picu Gempa hingga Magnitudo 7, Masyarakat Diminta Waspada

Rabu, 30 November 2022 | 16:13 WIB
header img
Peta sebaran sesar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Foto : BMKG

BANDUNG, iNewsSemarang.id -  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Sesar Lembang berpotensi menyebabkan bencana gempa bumi Magnitudo 6-7, atau jauh lebih besar dari gempa di Cianjur yang diduga disebabkan oleh sesar Cimandiri dengan Magnitudo 5,6.

Karenanya masyarakat di sepanjang sesar lembang yang membentang 29 km dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga Tanjungsari, Sumedang  untuk waspada. BMKG terus memantau pergerakan sesar tersebut 24 jam secara real time.

"Kami BMKG selalu memantau pergerakan Sesar lembang selama 24 jam," kata Staf Observasi Geologi Gempa Bumi di Stasiun BMKG Bandung, Ajeng Marina Utami pada acara Bandung Menjawab di Taman Dewi Sartika, Kota Bandung, Rabu (30/11/2022).

Ajeng Marina Utami menyatakan, BMKG memasang alat deteksi gempa dan pergerakan tanah. Selain itu, BMKG memantau secara jarak jauh sesar sepanjang 29 Km dari KBB hingga Sumedang itu.

Pascagempa Cianjur yang diduga akibat aktivitas Sesar Cimandiri, ujar AjengMarina Utami, sepanjang 2022 tidak ada pergerakan di Sesar Lembang yang signifikan. Kendati ada beberapa pergerakan seismik yang mengakibatkan gempa kecil.

"Sejauh ini belum ada aktivitas Sesar Lembang. Tahun ini hanya gempa-gempa kecil, untuk pergerakan di Lembang itu terus kita pantau. kalau tahun ini belum ada pergerakan signifikan," ujar Ajeng Marina Utami.

Ajeng meminta masyarakat waspada terhadap potensi bencana gempa. Pemerintah daerah yang berada di garis Sesar Lembang segera membenahi jalur dan rute evakuasi jika terjadi gempa dan menata perumahan di sekitar sesar.

"Kami harapkan segera memasang rambu-rambu evakuasi agar ada langkah mitigasi untuk masyarakat," tutur Ajeng.

Diberitakan sebelumnya, terdapat 93 fasilitas pendidikan atau sekolah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang lokasinya berdekatan dengan jalur Sesar Lembang. Posisinya cukup rentan jika terjadi gempa akibat pergerakan dari sesar yang membentang sepanjang 29 kilometer tersebut.

Terkait hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), KBB, terus gencar melakukan mitigasi bencana ke sejumlah sekola khususnya di daerah yang terlintasi Sesar Lembang. Upaya tersebut dilakukan sebagai antisipasi dari ancaman Sesar Lembang yang bisa berdampak pada lingkungan.

"Hasil pendataan kami di KBB total ada 868 SD dan SMP, dan sekitar 93 sekolah berada tidak jauh dari jalur Sesar Lembang," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD KBB, Saepul Uyun, Selasa (29/11/2022).

Secara rinci dia menyebutkan, jumlah sekolah yang terdampak Sesar Lembang, antara lain untuk jenjang SD ada 55 sekolah, SMP 13 sekolah, SMA 23 sekolah, dan SLB 2 sekolah. Sesar ini membentang sepanjang 29 kilometer Desa Bojongkoneng, Padalarang, hingga Desa Suntenjaya, di Kecamatan Lembang.

Sementara jumlah yang terlewati Sesar Lembang itu sebanyak 20 desa yang terlewati dan dari desa tersebut memiliki beberapa fasilitas umum dan fasilitas pendidikan. Masyarakat di wilayah tersebut harus memahami mitigasi bencana sebelum bencana yang sebenarnya terjadi.

"Dari penelitian yang dilakukan para ahli, dampak robekan Sesar Lembang itu sekitar 500 meter ke kiri dan 500 meter ke kanan. Jadi sekitar 1 kilometer akan terdampak jika Sesar Lembang tersebut aktif," tuturnya.

Sebagai langkah preventif, lanjut dia, pihaknya telah mendorong sekolah-sekolah yang ada di zona Sesar Lembang untuk melakukan mitigasi bencana dengan pelatihan-pelatihan yang ada di wilayah terdampak dengan simulasi gempa.

Sudah ada beberapa sekolah yang sudah dilatih dan secara intensif diberikan sosialisasi. Serta membentuk desa tangguh untuk bisa memetakan situasi saat bencana terjadi. Termasuk sudah mulai memetakan titik-titik lokasi yang dikhawatirkan terdampak.

"Itu kita petakan jumlah desanya yang benar-benar kena, dan salah satu acuannya adalah dari peneliti LIPI," ucapnya. (mg arif)

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut