Raden Bagus Aria Wiralodra, menurut sejarawan adalah bupati Indramayu pertama di ProvinsiJawa Barat.Ia juga pendiri kabupaten yang ada di pesisir pantai utara (pantura), yang dulu bernama Darma Ayu. Sekitar tahun 1500-an masehi, Bagus Aria Wiralodra meramalkan kelak Indramayu akan makmur berkat minyak.
Dalam Babad Dermayu, konon Raden Bagus Aria Wiralodra dikenal sakti mandraguna . Hingga kini namanya masih melekat dengan sejarah pendiri Indramayu. Areal makamnya berada di Desa Sindang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.
Disebutkan bahwa Raden Aria Wiralodra merupakan putra dari Tumenggung Gagak Singalodra yang berasal dari wilayah Banyurip, Bagelen, Jawa Tengah. Jadi Abdi Dalem Sejak muda, dia memiliki ilmu olah kanuragan, kesaktian serta rajin tirakat atau semedi di berbagai lokasi.
Tirakat yang dijalani Raden Aria Wiralodra tak sia-sia, dengan memperoleh wangsit yang akan mengubah jalan hidupnya. Ketika bersemedi di lereng Gunung Sumbing, konon dia mendapat sebuah wangsit yang akhirnya dijalaninya. Wangsit itu berbunyi:
“Wiralodra, apabila engkau ingin berbahagia berketurunan di kemudian hari carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala telah tiba di sana berhentilah dan tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah disana, kelak tempat itu akan menjadi subur makmur serta tujuh turunanmu akan memerintah di sana”.
Akhirnya Raden Aria Wiralodra memutuskan pergi ke arah barat sesuai petunjuk wangsit untuk mencari Sungai Cimanuk. Dalam perjalanannya, dia ditemani Ki Tinggil serta membekali diri dengan senjata cakra undaksana. Perjalanannya ternyata tidak mudah. Suatu saat dia menemukan aliran sungai yang dikira Sungai Cimanuk. Namun ternyata dia keliru. Sungai yang ditemukannya bukan Cimanuk.
Dia akhirnya diberi petunjuk oleh orang tua bernama Ki Buyut Sidum, Kidang Penanjung dari Pajajaran untuk balik lagi ke arah timur laut jika ingin menemukan Sungai Cimanuk.
Raden Aria Wiralodra beserta Ki Tinggil melanjutkan perjalanan sesuai petunjuk Ki Buyut Sidum. Kejadian terulang saat menemukan sungai besar yang ternyata bukan Cimanuk, melainkan Sungai Cipunegara. Kembali dia mendapat wangsit untuk meneruskan perjalanan ke arah timur dan saat menemukan hewan kijang bermata berlian agar diikuti hingga menemukan Sungai Cimanuk.
Dalam perjalanan itulah, Raden Aria Wiralodra bertemu dengan Dewi Larawana yang memaksa untuk dinikahi. Karena ditolak, Dewi Larawana marah dan menyerang Wiralodra. Saat berhadapan dengan senjata cakra undaksana, gadis itu loncat dan muncul kijang bermata berlian. Ketika kijang itu lari dan diikuti, akhirnya ditemukan sungai besar yang bernama Sungai Cimanuk.
Raden Aria Wiralodra dan Ki Tinggil kemudian memutuskan menetap dan membuka wilayah itu. Semakin lama penghuni Cimanuk tambah banyak. Di antaranya ada seorang wanita sakti bernama Nyi Endang Darma. Karena penasaran, Wiralodra mengajak adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma. Hingga akhirnya karena terdesak, Nyi Endang Darma loncat ke sungai.
Saat akan ditolong oleh Wiralodra, Nyi Endang Darma menolak dan berpesan agar namanya dipakai untuk memberi nama padukukan di pinggir Sungai Cimanuk itu. Selanjutnya untuk mengenang sosok Nyi Endang Darma maka pedukuhan itu diberi nama Darma Ayu yang dalam perkembangan selanjutnya menjadi Indramayu. Berdirinya Pedukuhan Darma Ayu berdasarkan sejumlah penelitian diperkirakan terjadi pada 1527.
Saat memimpin pedukuhan yang berkembang jadi Indramayu, Wiralodra meramalkan bahwa wilayahnya akan makmur sejahtera dengan adanya sumur kejayaan yang mengalir deras. Dikaitkan dengan saat ini, maka kemungkinan besar yang dimaksud sumur kejayaan adalah sumur dan kilang minyak yang ada di Balongan, Indramayu yang membawa kemakmuran.
Ramalan yang tertulis dalam prasasti Aria Wiralodra seperti dikutip dari laman indramayu.kab.go.id berbunyi: “Nanging benjang Allah nyukani, karahmatan kang linuwih, harja tan ana sawiji-wiji. Pertelane yen wonten taksaka nyabrang kali Cimanuk. Sumur kejayaan deres milih. Dlupak murub tanpa patra, sedaya pan mukti malih. Somahan klayan prajurit rowang kalian priagung. Samya tentrem atine. Sedaya harja timulih ing sakehing negara rahaja.”
Kurang lebih artinya: "Akan tetapi Allah melimpahkan rahmat-Nya yang berlimpah. Darma Ayu kembali makmur tiada ada suatu hambatan. Tandanya Jika ada ular nyebrangi Sungai Cimanuk, sumur kejayaan mengalir deras, lampu menyala tanpa minyak. Semua hidup makmur bekerja sama dengan tentara membantu penguasa. Semua hidup aman dan tentram gemah ripah loh jinawi. Seluruh negara hidup makmur." (mg arif)
Editor : Maulana Salman