JAKARTA, iNewsSemarang.id - Pemerintah masih mematangkan rencana pemberian subsidi kendaraan listrik. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, ada syarat khusus bagi kendaraan listrik untuk bisa menerima insentif.
Salah satu syaratnya untuk menerima subsidi kendaraan listrik harus dirakit di Indonesia. Pemberian insentif ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan mempercepat proses transisi energi. K depan diharapkan akan semakin banyak investor datang ke Tanah Air dan membuka pabrik.
“Insentif untuk mobil listrik ini kita harus lihat, bahwa sekarang hampir semua negara sudah melakukan dan memberikan insentif. Ini dilakukan dengan kalkulasi dan kajian, serta mempelajari negara-negara, lain utamanya di Eropa yang sudah melakukan,” kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers virtual yang diunggah dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Pemerintah Indonesia juga sudah mulai melarang ekspor bijih bauksit yang menjadi salah satu bahan utama pembuatan baterai. Hal ini diyakini dapat menarik investor untuk membuka pabrik baterai untuk kendaraan listrik di Indonesia.
“Kita harapkan dengan insentif itu, industri mobil listrik dan motor listrik di negara kita bisa berkembang. Kalau berkembang, pajak pasti meningkat, PNBP pasti bertambah dan yang paling penting akan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya karena ini akan mendorong industri pendukung lainnya,” ujar Jokowi.
Untuk angkutan umum, Jokowi juga menegaskan bakal memberikan insentif apabila memenuhi persyaratan. Namun, pemerintah belum menghitung berapa nominal yang akan diberikan untuk mensubsidi angkutan umum.
“Insentif untuk angkutan umum, selama produksinya di dalam negeri tentunya hitungannya berbeda. Nanti kalau hitung-hitunganya sudah final betul, baru akan kita sampaikan,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan pemberian insentif dilakukan bukan untuk orang kaya, tapi demi meningkatkan ekonomi suatu negara karena industri otomotif salah satu kunci bergeraknya roda perekonomian.
“Sebetulnya ini insentif yang dilakukan semua negara. Kunci dari energi transisi adalah sektor otomotif, dan negara Eropa semuanya memberikan insentif. Tidak semua mobil, tapi dengan harga tertentu, ini sedang kita kaji,” ujar Airlangga.
Seperti yang diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, pembelian mobil listrik akan mendapatkan subsidi Rp80 juta, mobil hybrid Rp40 juta, motor listrik Rp8 juta, dan motor konversi Rp5 juta. (mg arif)
Editor : Maulana Salman