JAKARTA, iNewsSemarang.id – Kabupaten Pati memiliki aneka kulinernya yang menggugah selera. Daerah yang memiliki semboyan Bumi Mina Tani adalah salah satu daerah penghasil beras di Jawa Tengah, yang berada di antara Kabupaten Kudus, Rembang dan Kabupaten Grobogan.
Di balik keindahan dan kesuburan Pati, ada cerita mistis menyelimuti kota ini. Salah satunya datang dari kampung yang tak berpenghuni di Dusun Singget, Desa Jatisari, Kecamatan Jakenan, Pati. Kampung Singget kini ditinggalkan warganya konon karena terlalu angker.
Meski demikian, warga luar kampung masih ada yang berkunjung hanya untuk ziarah. Tapi, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengenakan baju berwarna biru ataupun hijau.
Dulunya di Kampung Singget berdiri pemukiman warga dengan jumlah sekitar 100 KK lebih. Namun, jika mengunjungi tempat ini sekarang, yang Anda lihat hanyalah vegetasi hijau tumbuh subur menutupi sekitar wilayah desa.
Para warga sudah meninggalkan lokasi ini dan pindah ke tempat lain. Kabarnya, seluruh warga desa yang sebelumnya menetap di dusun Singget mendapat teror gaib siang dan malam.
Di saat siang terlihat ratusan bebek seperti ada yang menggembalakan tetapi tak terlihat orangnya. Tampak dari jauh terlihat orang mencangkul dan saat didekati sosok tersebut menghilang. Sedangkan disaat malam tiba para penduduk dusun kerap mendengar suara tertawa dan hiruk pikuk seperti di tengah-tengah pasar dan lain sebagainya.
Sementara tersisa dari dusun ini hanyalah kompleks pemakaman yang salah satunya adalah makam seorang syekh, yaitu Syekh Mashirun dan istrinya yang bernama Herjuminten yang merupakan anak dari Pangeran Diponegoro.
Awal kisah kedua tokoh ini bermula ketika Herjuminten yang diasingkan lantaran menjadi buron oleh orang-orang Belanda. Seiring berjalannya waktu, Herjuminten dipersunting oleh Syekh Mashirun dan memiliki beberapa keturunan dan akhirnya menetap di dusun tersebut.
Keduanya juga turut berjuang dalam mengusir penjajahan Belanda. Syekh Syarifuddin dan eyang Ayu Putri Sekar Warginingsih merupakan laskar pilihan dari Pati yang dipercaya oleh pangeran Diponegoro, yang merupakan orang tua dari Syekh Mashirun.
Tak jauh dari area makam, terpampang papan imbauan yang berbunyi, “Dilarang memakai baju hijau dan biru, dilarang masuk area makam 30 menit sebelum maghrib”.
Tulisan tersebut disematkan dan terpaku pada pohon jati. Selain itu tata cara lain yang harus dipatuhi oleh para peziarah atau pengunjung dusun Singget ini antara lain seperti diwajibkan untuk berperilaku sopan menjaga tutur kata, dan juga menjaga hati agar terhindar dari kesombongan. (mg arif)
Editor : Maulana Salman