NEW JERSEY, iNewsSemarang.id – Kisah heroik datang dari New Jersey Amerika Serikat. Seorang perempuan asal negara tersebut telah mengadopsi 65 anak asuh. Mereka adalah anak telantar yang kehilangan orang tua akibat perang saudara di Nepal.
Nama perempuan tangguh itu Maggie Doyne. Kini dia mengabdikan hidupnya untuk membantu anak telantar dari mulai pendidikan, kesehatan hingga tempat tinggl. Sudah 14 tahun terakhir dia membantu anak-anak yang kurang beruntung.
Selain menghidupi anak-anak telantar, Maggie juga merawat dua anak kandung dari pernikahannya di AS.Kisah Doyne diangkat ke TikTok belum lama ini oleh Nas Daily hingga membuat takjub dan menjadi perbincangan netizen.
"Saat berusia 18 tahun, Maggie bepergian ke Nepal dan dia melihat sesuatu yang mengubah hidupnya. Anak-anak bekerja padahal seharusnya sekolah," demikian narasi dalam video tersebut.
Berawal pada 2005, saat dia baru lulus SMA pergi ke Nepal untuk berlibur. Di Nepal dia tak hanya menikmati pemandangan alam menakjubkan, namun ada sisi lain yang membuatnya prihatin.
Doyne melihat anak di bawah umur yang terpaksa bekerja mencari nafkah, seperti menjadi pemukul batu. Bukan hanya itu, banyak anak lainnya yang menderita, bahkan kehilangan orang tua, dampak dari perang saudara.
Dia pun bertekad untuk membantu anak-anak telantar itu dan memutuskan menetap di Nepal. Doyne mengambil jeda waktu pendidikannya demi anak-anak telantar tersebut.
Disebutkan, awalnya dia menggunakan semua uang yakni sekitar 5.000 dolar AS untuk menyekolahkan seorang anak. Dengan uang itu pula dia memberikan tempat tinggal yang layak untuk anak-anak lainnya.
Sadar dirinya tak mampu melakukan itu seorang diri, Doyne mulai menggalang donasi untuk membantu anak-anak tersebut. Sejak itu dana terus mengalir dan jumlah anak yang diadopsinya terus bertambah.
Bukan hanya itu, niat baik Doyne direspons positif oleh warga Nepal. Banyak yang membantu Doyne untuk mengurus anak-anak tersebut, seperti menyediakan dan membuatkan makanan serta lainnya.
“Seperti bisa Anda bayangkan, New Jersey dan Nepal sangat berbeda. Saya lama tumbuh di sana dan belajar bukan hanya tentang diri sendiri tapi juga belajar tentang keibuan, kemanusiaan, budaya, dan komunitas lain,” ujarnya, di kesempatan berbeda.
Setelah menyekolahkan dan memberikan tempat tinggal layak, Doyne merasa hidupnya berubah. Beberapa tahun kemudian dia mendirikan BlinkNow Foundation guna mempertahankan, mengembangkan, dan mendukung gerakan Rumah dan Sekolah Anak-Anak Lembah Kopila di Nepal. Padahal saat itu pengetahuannya mengenai organisasi nirlaba sangat minim.
"Saya sadar semua ini seperti perjudian tentang di mana Anda dilahirkan dan untuk siapa Anda dilahirkan. Itulah yang mengubah segalanya. Rasanya lebih mudah untuk tinggal di Nepal, di mana saya harus berusaha membuat sesuatu ketimbang pulang dan kuliah," tuturnya.
Sekolah yang didirikannya saat ini memiliki lebih dari 400 siswa dan mereka tak dipungut biaya. Bahkan sekolahnya mendapat peringkat teratas di wilayah tersebut.
Lembah Kopila tidak hanya mencakup sekolah dan rumah anak tapi juga memiliki pusat wanita, rumah perlindungan anak dan perempuan, serta klinik kesehatan.
“Semuanya saling berhubungan. Kami memecahkan masalah secara organik saat mereka datang," katanya.
Untuk merekam semua aktivitasnya, Doyne membuat buku berjudul 'Between the Mountain and the Sky: A Mother’s Story of Hope and Love' yang dirilis pada 22 Maret lalu.
Namun sebelum itu Doyne sudah sangat dikenal atas aktivitas sosialnya hingga dinobatkan sebagai CNN Hero Tahun 2015. Dia juga dipuji Dalai Lama dan mendapat penghargaan Unsung Hero of Compassion pada 2014.
Kisahnya juga diabadikan oleh penulis pemenang Hadiah Pulitzer Nicholas Kristof dalam cover Majalah The New York Times.
Sebelum itu atau pada 2012, Doyne juga membagikan kisahnya di Forbes 400 Summit on Philanthropy dan pada 2013 menerima Forbes Award for Excellence in Education. (mg arif)
Editor : Maulana Salman